Lihat ke Halaman Asli

Siti Aminah

UIN SUSKA RIAU

Dinamika Politik dalam Pengambilan Keputusan Pemerintah Daerah: Antara Kepentingan Rakyat dan Kepentingan Politik

Diperbarui: 25 Juni 2024   14:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemerintah daerah, sebagai ujung tombak pemerintahan di tingkat lokal, memiliki peran krusial dalam menentukan arah pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di wilayahnya. Pengambilan keputusan di tingkat pemerintah daerah, tak jarang, sarat dengan dinamika politik yang kompleks. Kepentingan rakyat dan kepentingan politik, terkadang, beradu dalam proses pengambilan keputusan, menghasilkan konsekuensi yang beragam.

Menurut Janis dan Mann (1965), pengambilan keputusan adalah suatu proses yang digunakan individu atau kelompok untuk memilih satu alternatif dari beberapa alternatif yang ada untuk mencapai tujuan tertentu.

March dan Olsen (1989) mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai proses yang melibatkan identifikasi masalah, pencarian solusi, evaluasi alternatif, dan pemilihan solusi terbaik. Sedangkan, Lindblom (1979) memandang pengambilan keputusan sebagai proses "muddling through", di mana para pengambil keputusan tidak selalu memiliki informasi yang lengkap dan pasti, dan mereka harus membuat keputusan berdasarkan informasi yang tersedia dan pertimbangan politik.

Beberapa indikator yang menunjukkan adanya dinamika politik dalam pengambilan keputusan pemerintah daerah, antara lain:

1. Kurangnya transparansi dan akuntabilitas

Proses pengambilan keputusan tidak dipublikasikan secara jelas kepada publik, dan tidak ada mekanisme yang jelas untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah atas keputusannya.

2. Terpengaruh oleh kepentingan politik

Keputusan pemerintah daerah lebih didorong oleh kepentingan politik para pemangku kepentingan, seperti partai politik, elit politik lokal, dan kelompok-kelompok kepentingan lainnya, daripada kepentingan rakyat.

3. Lemahnya partisipasi masyarakat

Masyarakat tidak dilibatkan secara aktif dalam proses pengambilan keputusan, dan suara mereka tidak didengar oleh pemerintah.

4. Adanya konflik kepentingan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline