Lihat ke Halaman Asli

Jangan Pandang Sebelah Mata, Ini Alasan Remaja Memilih Tidak Kuliah

Diperbarui: 18 Mei 2017   21:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak remaja yang bercita-cita meneruskan studi ke perguruan tinggi begitu mereka lulus SMA. Dengan melanjutkan studi ke perguruan tinggi, kesempatan mereka mendapat ilmu pengetahuan semakin besar. Selain untuk menambah teman, meningkatkan pengalaman berorganisasi, memperluas wawasan, dan kesempatan merencanakan karir secara lebih baik tentu saja.

Selain mereka yang memilih melanjutkan studi selepas SMA, ternyata banyak juga yang memutuskan tidak kuliah. Terkadang kita merasa sayang, melihat teman kita tidak melanjutkan studinya. Atau malah merasa kasihan.

Eit, tunggu dulu. Ternyata teman-teman kita yang memilih tidak melanjutkan kuliah itu punya bermacam-macam alasan yang tak kalah mulia dengan mereka yang melanjutkan studi. Makanya, jangan pandang mereka dengan sebelah mata.

Apa saja itu? Berikut ini alasan mereka.

Membantu Orangtua

Tidak semua orangtua mampu membiayai anak mereka mengambil studi di perguruan tinggi. Biaya studi di perguruan tinggi terasa lebih berat lagi bagi mereka yang tinggal di daerah di mana tidak ada perguruan tinggi berdiri. Sehingga selain biaya kuliah, mereka juga harus mengeluarkan biaya hidup sehari-hari dan sewa tempat tinggal.

Menyadari keterbatasan orangtua mereka, teman-temanmu ini banyak yang memilih bekerja setelah menyelesaikan SMA. Dengan begitu, bukan hanya tidak lagi membebani orangtua, mereka justru berusaha membantu meringankan beban ekonomi orangtua. Mulia, bukan?

Merintis Usaha

Minat anak muda untuk merintis usaha tumbuh pesat belakangan ini. Bahkan di beberapa sekolah mata pelajaran kewirausahaan dijadikan muatan lokal. Pemerintah juga mendorong meningkatnya keterlibatan anak muda dalam wira usaha dengan mengeluarkan kebijakan, seperti kredit usaha maupun pelatihan-pelatihan kewirausahaan.

Iklim usaha yang mulai terbangun ini mendorong sebagian remaja berani berpikir di luar para remaja umumnya. Pada saat sebagian besar teman mereka menyiapkan diri menghadapi seleksi masuk perguruan tinggi, mereka justru sibuk merancang usaha.

Pada usia yang demikian muda, mereka sudah berani merintis usaha. Sebuah semangat dan keberanian yang patut kita hargai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline