Lihat ke Halaman Asli

Cinta dan Air Mata

Diperbarui: 1 Juni 2016   15:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Toko islami al-fitrah menjadi tempat yang menarik bagi mutya akhir-akhir ini. Mutya ialah panggilan kerabat-kerabat serta anak kampous.

Ada-ada saja yang hendak dibelinya disana. Tampak nya program hemat untuk modalnya saat wisuda nanti tidak berlaku. Baju gamis,kaset nasyid,buku bahkan dua hari yang lal, karena sudah tidak tahu apalagi yang ingin dibelinya,ia tanpa sengaja menawar baju kaus untuk ikhwaan.

“untuk apa bajunya, ukhti tya ?” Tanya ainun dengan senyumannya yang khas. “eee…eee “mutya lupa memeriksa baju itu,setelah ia memperhatikan sebentar ternyata baju kaus itu untuk ikhwan.

“ohh…ini baju untuk adik saya,”jawab mutya diplomatis,tapi tak ada niat untuk berdusta. Karena pernyataannya,mutya harus memberikan baju itu kepada salah seorang adiok kelasnya di kampus Karena ia tidak berbohong dan tidak berdusta. Tidak bohongkan ? bantah mutya pada diri sendiri kan memang untuk adik,walaupun itu adik kelas.

Di wisma raihan,mutya mengikuti program pengajian sekali seminggu dengan beberapa temannya,baik itudari wisma raihan sseendiri maupun dari wisma atau kos lain.

Peserta pengertian sebagian besar adalah mahasiswa. Akan tetapi,ada juga masyarakat umum,seperti pedagang,dan lain-lain. Dalam pengajian yang mutya ikuti hanya ada delapan mahasiswa. Pemateri pengajian itu addalah ustadz abu bakar.

Ustadz abu bakar adalah ustadz muda yang memiliki ilmu agama yang luar biasa, ia menguasai ilmu fikih,hafal; banyak hadits,bahkan hafal al-quran 30 juz. Wajah teduh,murah senyum penyabar,disiplin ,murah hati dan menyenangkan ,merupakan beberapa karakter utama ustadz muda ini. Ia adalah salah satu staf pengajar di pesantren Ar-Risalah di lubuk Minturun padang, tapi sekarang beliau melanjutkan studinya S3 di kairo Mesir jurusan B.Arab.

Malam ini malam jum’at ,sama seperti minggu-minggu biasanya mutyta mengikuti pengajian dengan ustadz abu bakar. Qodoyah merupakan bagian dalam pengajian yang ditunggu-tunggu mutya mala mini. Dalam sekuel ini,sang Indonesia,qodoyah dapat disamakan dengan curhat.

“ya ustadz,saya ada qodoyah,tapi ini pribadi “ ucap mutya

Dalam qodoyah,sudah biasa jika ada seorang anggota meminta untuk qodoyah pribadi,Karen mutya ingin qodoyah pribadi,peserta lain dipersilahkan untuk terlebih dahulu qodoyah. Setelah acara ditutup,mutya tetap tinggal dengan sang ustadz,sedangkan yang lain pulang.

Ustadz abu bakar tersenyum kepada mutya. Wajah ustadz itu tampak seperti biasa yang membuat anggota pengajian menjadi betah berbagi masalah denganya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline