Menurut Greenstein (Fitri et al., 2018)bahwa pada abad 21 keterampilan berpikir kritis yang diperlukan yaituberpikir kritis, krativitas, sertapemecahan masalah. Menurut Unaenah (2019)Berpikir kritis adalah keterampilan dalam berpikir dengan menggunakan proses menganalisis dan mengevaluasi suatu masalah sehingga menghasilkan keputusan yang tepat dalam memecahkan masalah tersebut.Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan karakter saintifik sertakemampuan berpikir kritis yaituProject Based Learning (PjBL). Model Pembelajaran PJBL yaitumodelpembelajaran yang menerapkanmasalah menjadi langkah awal dalammemperoleh pengetahuan baru berlandaskan terhadap pengalaman aktivitas kehidupan yang konkrit(Fahrezi et al., 2020). PJBL merupakan proses pembelajaran yang berfokus terhadap sistem pembelajaran yang relatif panjang, memusatkan masalah sertamenggabungkankonsep dari beberapa komponen, baik dari segi pengetahuan, dan disiplin ilmu (Pratiwi et al., 2018). Dari beberapa pernyataan diatas, model pembelajaran PJBL bila diterapkan mampu meningkatkan siswa untuk berpikir kritiskarena dalampenerapan model ini dapat mendorong kreativitas, keterampilan bertanya, kemandirian,rasa tanggung jawab, rasa percaya diri, dan kemampuan berpikir. Pada penerapannya ini tidak luput dari perencanaan yang menyesuaikan dengan karakterisitik dan latar belakang siswa.
Penerapan model pembelajaran PJBL memiliki beberapa kunggulan yaitu: a) meningkatakan motivasi belajar siswa, b) melatih rasa percaya diri siswa, c) melatih kolaborasi antar siswa, d) siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan belajar, e) membentuksiswa untuk bisa mengolah sumber-sumber informasi (Azizah et al., 2018). Pada penerapan model pembelajaran PJBL terdapat langkah-langkah yang membedakan dengan model pembelajaran lainnya adalah: 1) menentukan petanyaan mendasar yang berkaitan dengan materi, 2) medesain proyek, 3) merencanakan jadwal pembuatan proyek, 4) mengawasi kemajuan proyek, 5) penilaian proyek, 6) evaluasi pengalaman pembuatan proyek (Yulianto et al., 2017). Dari beberapa penjelasan diatas tentang model PJBL peneliti berkeyakinan bahwa penerapan model ini bisa dipakaidalammeningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis. Zubaidah (2017)menjelaskanbahwa penerapan pembelajaran berbasis proyekialah model yang cocok untuk memenuhi tujuan pendidikan di abad 21, karena melibatkan prinsip 4C yaitu : berpikir kritis, kolaborasi, kreativitas, sertakomunikasi. Oleh karena itu penelitian ini penting karena merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis
Metode Penelitian Metode penelitian ini menerapkan penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan kelas ini menggunakan model Kurt Lewin, model ini adalahacuan pokok dari adanya aneka macampenelitian tindakan. Kurt Lewin ialahorang yang pertama kali memperkenalkan action research atau penelitian tindakan. Model tindakan ini tidak hanya membantu manusia sertaorganisasi bersikap terhadap global, tapimembantu mengubah sertamerefleksi mengenai sistem itu sendiri.Dalam model ini terdapat empat tahapan penelitian yaitu perencanaan, tindakan, observasi, sertarefleksi (Asrori, 2020). Keempat tahapan ini saling berhubungan sehingga menghasilkan siklus berupa rangkaian aktivitasyang selalu kembali ke langkah awal (Rahayu et al., 2019)Tahapan perencanaan, peneliti menyusun perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan dalam mencari permasalahanyang terjadi di dalam kelas. Setelah mendapatkan permasalahan peneliti dan guru kelas menyusun perangkat pembelajaran, silabus, RPP untuk setiap siklus, bahan ajar, LKPD, media pembelajaran, lembar observasi dan wawancara, dan menyusun instrumen penilaian. Tahapan Tindakan, pada tahapan ini peneliti melaksanakankegiatan pembelajaran berdasarkan RPP yang telah direncang pada perencanaan yang akan dilaksanakan selama 4 x 35 menit atau disesuaikan dengan ketentuan jam pelajaran setiap sekolah. Pada tahapan observasidilaksanakan pengamatan untuk mengamati kegiatan pembelajaran dari awal hingga akhir. Kegiatan pengamatan dilakukan oleh bantuan guru atau rekan untuk mencatat sertamengamati kegiatan guru dan siswa ketika pembelajaran.
Hasil dan Pembahasan Penelitian ini dilakukan mulai dari pra siklus serta diakhiri pada siklus II. Setiap siklus pada proses pembelajaran mengamati aktivitas guru, aktivitas siswa, dan melakukan tes untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan model pembelajaran PJBL. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran dan peningkatan kemampuan berpikir kritis pada siswa kelas III SDN Rambay.
Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi, aktivitas guru dan aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.Kemampuan berpikir kritis meningkat setelah melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran projectbased learning,hal tersebut nampak karena terjadi peningkatan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa dari siklus I ke siklus II.