Lihat ke Halaman Asli

Aspek Positif dan Negatif Konflik Organisasi

Diperbarui: 21 Januari 2024   22:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Aspek-Aspek Positif dan Negatif Konflik
Suatu konflik yang terjadi dalam suatu organisasi dapat dibagi menjadi konflik yang positif dan konflik yang negative. Inilah yang menyebabkan antara satu organisasi dan organisasi yang lain yang memiliki ,konflik yang sama namun tujuan yang dicapai berbeda. Lebih daripada itu, konflik yang terjadi menjadi bagian yang dikelola dengan baik oleh manajer perusahaan atau pimpinan organisasi. Organisasi yang baik, adalah organisasi yang mampu mengubah konflik yang ada menjadi bernilai positif. Untuk penjelasan lebih lanjut dampak positif dan negative dari konflik itu sendiri, ada sebagai berikut:

  • Aspek Positif Konflik

Konflik sebagai suatu kekuatan positif bahwa konflik itu dibutuhkan untuk menyelesaikan atau mengatasi konflik menyebabkan orang mencari-cari jalan untuk mengubah cara-cara yang berlaku dalam hal melaksanakan tugas-tugas. Jadi, proses penyelesaian konflik dapat m,merangsang timbulnya perubahan positif didalam organisasi yang bersangkutan.disamping itu upaya-upaya untuk mencari cara-cara menyelesaikan konflik, bukan saja membuahkan inovasi dan perubahan, tetapi hal tersebut dapat menyebabkan perubahan lenih diterima, bahkan diinginkan. Apabila tujuan utama suatu organisasi adalah berupa menghasilkan sejumlah besar kesatuan per periode waktu tertentu, maka sangat disarankan untuk menumbuhkan suasana yang kompetitif. Sebagai contoh misalnya dapat dikemukakan kepada semua karyawan yang berhasil menghasilkan kesatuan terbanyak dalam bidang produksi, dapat diberikan bonus tertentu.

  • Aspek Negatif Konflik

Konflik sebagai suatu kekuatan yang negatif apabila kecenderungan konflik untuk menyebabkan terpancarnya upaya yang kearah pencapaian tujuan. Sumber-sumber daya keorganisasian bukannya langsung ditujukan ke arah pencapaian tujuan yang dikehendaki, tetapi mereka habis digunakan untuk menyelesaikan konflik. Konflik dapat pula menyebabkan beban psikologikal pada para karyawan. Berbagai macam studi yang dilakukan orang yang menunjukkan bukti-bukti bahwa pendapat-pendapat yang berbenturan satu sama lain menimbulkan "perasaan bermusuhan" timbulnya ketegasan dan kecemasan.

Dalam jangka waktu lama kondisi-kondisi konflik menyebabkan timbulnya kesulitan untuk mencapai tujuan mencapai hubungan-hubungan yang saling membantu dan saling percaya mempercayai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline