Lihat ke Halaman Asli

Supervisi Klinis pada Pembelajaran

Diperbarui: 17 Januari 2024   18:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Supervisi Klinis

Menurut Akhmad Sudarjat, supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pembelajaran melalui siklus yang sistematis. Supervisi klinis adalah supervisi yang jarang dilakukan, karena merujuk pada supervisi yang dilakukan karena adanya procedural pembelajaran yang tidak dilakukan atau adanya pembelajaran yang parah untuk diperbaiki. Supervisi klinis mengandung kata klinis artinya secara cepat dan tepat harus langsung diberikan tindak lanjut untuk dilakukannya supervisi. 

Kenapa hal demikian dikatakan jarang dilakukan? Karena merujuk pada proses pembelajaran di kelas, semua guru memiliki kompetensi yang mumpuni, karena background Pendidikan yang telah dijalaninya adalah profesi guru, sehingga diperlukannya secara langsung supervisi untuk kegiatan dan peningkatan proses pembelajaran dikelas. Siklus ini dimulai dari tahap perencanaan, pengamatan hingga analisis yang intensif terhadap penampilan pembelajaran dengan tujuan memperbaiki proses pembelajaran. Ada beberapa alasan penting supervisi klinis diperlukan. Di antaranya adalah sebagai berikut :

  • Tidak ada umpan balik dari orang yang kompeten sehubungan dengan praktik profesional untuk memenuhi standar kompetensi dan kode etik.
  • Ketinggalan iptek dalam proses pembelajaran.
  • Kehilangan identitas profesi.
  • Kejenuhan profesional.
  • Pelanggang kode etik yang akut.
  • Mengulang kekeliruan secara masif.

Supervisi kilinis ini dgunakan untuk peningkatan profesionalisme guru Hal ini dilakukan dengan cara memberi respon terhadap perhatian dengan cara memberi respon terhadap perhatian utama dan kebutuhan guru yang berhubungan dengan tugasnya. Tujuan supervisi klinis yaitu:

  • Menyediakan umpan balik yang objektif bagi guru tentang kegiatan mengajar yang baru saja dijalankan.
  • Membantu memecahkan masalah yang dihadapi guru di kelas, khususnya dalam proses belajar mengajar.
  • Membantu guru dalam mengembangkan keterampilan menggunakan strategi-strategi mengajar.
  • Sebagai dasar untuk menilai guru dalam kemajuan pendidikan dan promosi jabatan atau pekerjaan mereka.
  • Senantiasa membangun perilaku positif didalam kelas, guna meningkatkan kompetensi diri dan peningkatan profesionalisme diri. 



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline