Lihat ke Halaman Asli

Di Pagi di Gunung Rinjani

Diperbarui: 14 Desember 2023   18:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perjalanan yang jauh

Di awal dengan keindahan

Yang memenuhi pipinya yang merona

Diantara berbagai peristiwa

Yang membuatnya berniat 

Akan surga yang ditampakkan

Dengan penuh nuansa kegembiraannya

Mewarnai hidup. 

Yang dikala itu penuh sesak 

Akan dunia dan seisinya

Lantas, setelah berjalan 

Memasuki ruang yang teduh itu.

Kutemukan hujan rintik 

Dengan gemuruh yang tak berkesudahan

Membawa nestapa 

Akan kegelapan yang penuh 

Merusak pandangan mata 

dan menghentikan langkah 

kabut yang datang 

biasanya di pagi di gunung Rinjani

Kini bergeser dari tabiatnya 

Yang non feminim

Membawa jiwa maskulin 

Yang penuh gertakan.

Mampukah menerkam

 Harimau Jantan yang bersembunyi

dan berteduh di pohon besar 

dan penuh ilalang itu?

Yang menandakan akan kerasnya 

apa yang diteduhinya, 

kerasnya kehidupan 

yang pernah di alaminya.H

Harimau dengan jiwa kelaparannya 

dan engusan akan haus darah 

segar dan wangi menurutnya 

Membuatnya takut untuk berteduh 

Mencari tempat persinggahan 

akan langit yang begitu gelap

Menandakan akan datangnya 

Hujan di Senja ini.

Perjalanan masih jauh ke puncak

dan kurang banyak barang bawaan 

yang ada dalam keranjang nenek tua itu 

untuk diperjualbelikan ke pasar, akan hasil kebunnya.

Akankah sampai pada tujuan?

 Tanyaku dalam hati




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline