Di era perkembangan teknologi digital saat ini, banyak sekali hal-hal yang sebelumnya dilakukan secara manual berkembang menjadi serba digital. Semua serba mudah dan instan, kita tidak perlu mengeluarkan usaha yang lebih untuk mendapatkan sesuatu. Misalnya dalam hal berbelanja, kita hanya perlu duduk manis di rumah dan menunggu pesanan siap diantar. Dengan beberapa kali klik saja, kita bisa memesan barang-barang yang kita inginkan, mulai dari kebutuhan sehari-hari hingga barang mewah. Semua hal tersedia di beberapa aplikasi belanja online dengan sistem pembayaran yang fleksibel, seperti Cash on Delivery (COD), kredit instan dan cicilan tanpa kartu kredit. Namun tentu saja, dibalik kemudahan yang ditawarkan, tentu dapat membawa konsekuensi yang tak terduga, misalnya dalam hal pembayaran cicilan tanpa kartu kredit atau dikenal dengan paylater.
Rayuan Kemudahan di Era digital
Seiring berjalannya waktu, kini banyak aplikasi belanja online yang menawarkan metode pembayaran yang terasa manis di awal. Konsumen diberi tawaran untuk membayar nanti atau mencicil dalam jangka waktu tertentu tanpa harus membayar dimuka. Tawaran ini tentu terlihat menggiurkan bagi mereka yang ingin segera memiliki barang, namun belum mempunyai cukup uang. Namun, metode ini sering kali membuat kita menjadi lengah terhadap pengeluaran yang sebenarnya.
Tanpa disadari, kemudahan ini mendorong kita untuk membeli lebih banyak dan lebih sering lagi. Dengan adanya kebiasaan ini membuat kita seolah-olah menganggap bahwa kondisi keuangan baik-baik saja, padahal jumlah hutang semakin menumpuk. Dengan demikian membuat orang merasa aman-aman saja untuk berbelanja, namun baru sadar ketika tagihan mulai datang dan melebihi batas kemampuan bayar mereka.
Bunga dan Denda yang Mengintai
Di balik skema pembayaran yang terlihat menguntungkan ini, tentu tersembunyi biaya-biaya tambahan lainnya, misalnya seperti bunga yang tinggi dan pengenaan denda akibat keterlambatan pembayaran. Meskipun beberapa aplikasi belanja online memberikan tawaran cicilan tanpa bunga pada periode waktu tertentu, namun apabila telah melewasi batas jatuh tempo, bunga akan mulai berlaku dengan jumlah yang tidak kecil. Banyak pengguna yang terjebak dalam paylater ini, karena mengira mereka dapat melunasi tepat waktu, namun kemudian mereka mengalami kesulitan keuangan atau kelalaian.
Hal seperti inilah yang mejadi penyebab beban finansial semakin besar dan tidak terduga. Tagihan kecil yang awalnya tampak sepele bisa menjadi semakin besar dalam hitungan bulan karena adanya bunga dan biaya tambahan yang tidak disadari. Ketika hutang telah menumpuk, stress finansial menjadi hal yang tidak terelakkan.
Efek Psikologis dan Finansial
Dampak dari hutang gaya baru ini tidak hanya terasa pada keuangan pribadi seseorang, namun juga berimbas pada kesehatan mental mereka. Tidak sedikit orang yang terjebak dalam siklus hutang mengalami kecemasan, stress dan susah tidur karena memikirkan cara untuk melunasi hutang yang semakin membengkak. Apalagi jika mereka memiliki lebih dari satu skema cicilan, tentu tantangan mengelola keuangan akan menjadi semakin rumit.
Kebebasan dalam berbelanja yang awalnya terasa menyenangkan kini berubah menjadi sumber kekhawatiran yang berkelanjutan. Hal ini dapat berisiko menciptakan siklus hutang lain, di mana seseorang terus-menerus menggunakan kredit untuk menutup pembayaran hutang sebelumnya.
Bijak Mengelola Pengeluaran