Lihat ke Halaman Asli

Satu Cinta Beda Rasa

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku memilih tidak menggunakan contact lens seperti biasanya, aku memilih menggunakan kaca mata berframe hitam kebanggaanku itu.

Kau tau knapa?

Kau akan tahu kalau kau lihat dengan menelisik ke dua mataku, ada bongkahan besar yang bertaut di kelopak mataku. Apakah kau temukan itu?

Hahahaha, kau pasti akan menemukannya segera, bongkahan besar yang membuat mataku sedikit terlihat lebih sipit dan nampak lebih kecil dari ukuran biasanya.

Kau pasti akan menebak, dan pasti tebakan pertama adalah akibat menangis semalaman.

Tebakan yang cepat dan tepat. Dan kuakui, yah kau benar kali ini.

Karena menangis semalam, dan kau tak perlu tahu karena apa harus memaksa kelenjar air mata itu beraktivitas (lembur) di malam hari. Yang pasti sekarang butir-butir air mata itu tak turun lagi.

Kau ingin tau knapa aku menangis semalaman? Hanya karena mengingat seseorang yang kini sudah tak pantas lagi di ingat dan tentu saja di tangisi. Tak layak karena sudah membuatku tergila-gila karena menyukainyadanmembuatku terkena candu cinta (aku tak berlebihan dengan ungkapan itu, itu benar adanya).

Kau harus tau knapa aku amat sangat menyukainya, addict banget malah, seperti semua orang menyukai coklat pada saat valentine (pinjam istilah seseorang), dan aku tak akan pernah bosan saat memakannya.

Aku memang mempercayai istilah ini, people with same wavelenght will always find each other.

Dengan prinsip ini lah aq menyadari knapa aq dan dia dipertemukan. Tentu banyak hukum yang menyatakan hal yang sama, seperti “like dissolve like”, keploaran, ah knapa aq harus menyebut hal-hal seperti itu saat ini.

Aku dan dia amat menggilai coklat dan es krim, terutama coklat hitam meskipun rasanya agak2 pahit. Kami pun menyukai membaca, bedanya aku suka novel dia menyukai komik, alhasil kami pun menghabiskan berjam-jam tanpa merasa bosan di toko buku favorit kami. Aku dan dia suka nonton, dengan perbedaan yang jelas tentang jenis film yang kami suka, tentu saja aku lebih memilih film drama romantis yang dengan sukarela menyuguhkan aktor-aktor ganteng ;P. Sedangkan dia menyukai film action dan dokumenter... ah memang dia terlalu serius. Pandangan mu akan semakin kuat kalo dia memang orang yang serius setelah tau akan selera musiknya. Dia pengagum sejati andrea bocelli, beethoven, dan mozart. uuuuhhhhh benar-benar selera opa-opa aku sering menyebut untuk seleranya itu. Dan dia dengan tenangnya bilang “ sayang, ini betul-betul hasil ciptaan yang fenomenal”. Dan aku pun hanya bilang “ ya ya (lagi lagi), bagus banget ampe bikin aku ketiduran terus “. Dan dia hanya tersenyum dan mengelus rambutku dengan lembutnya. Dan satu lagi yang harus kalian tau adalah kami pemakai kaca mata minus. Banyak kesamaan bukan. Dan kalian akan menemukan lagi apa kesamaan kami nanti...

Aku menyukai itu, menyukai semuanya, menikmati setiap detik bersamanya, setiap detik kehadirannya. Dan aku menyukai setiap senti dirinya.

to be continued...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline