Di sebuahdesa di daerah Temanggung sebagai contohnya,setiap tahunnya selalu mengadakan sebuah karnaval desa untuk acara sedekah desa yang di adakan setiap bulan safar pada tahun hijriah, menariknya pada karnaval tahun ini yang waktunya sangat bertepatan dengan ramainya berita kenaikan BBM dan pemberhentian subsidi BBM membuat para warga setempat mengisi karnaval dengan kreatif yaitu dengan menyuarakan aspirasi suara mereka dalam acara karnaval tersebut. Dengan menyuarakan suara mereka atas naiknya harga BBM.
Sekarang ini persoalan BBM juga sedangdi perbincangkan oleh seluruh penduduk di negri ini. Masyarakat seakan masih terkaget-kaget dengan di berhentikannya subsidi BBM. Karna dampak yang timbulkan dari pemberhentian subsidi BBM ini merambah ke segala lini di sektor manapun dengan sektor utamanya adalah sektor ekonomi, yang mana dampak yang di timbulkan itu secara langsung dan tidak langsung,secara nampak dan tak nampak. Dimana pada sektor ekonomi ketika subsidi BBM di berhentikan dan harga BBM naik, maka serentak harga jual dalam roda perekonomian pun naik walaupun tidak secara langsung. Bagi warga desa naiknya harga BBM sungguh membuat mereka kualahan, dengan pendapatan yang tidak seberapa dan naiknya harga BBM yang juga menyebabkan banyak harga kebutuhan pokok naik mengikuti naiknya harga BBM, para warga desa tidak bisa memenuhi kebutuhan pokok mereka dan ketika kebutuhan pokok saja tidak dapat terpenuhi maka kebutuhan pendidikan untuk anak - anaknya pun pasti akan semakin sulit.
Walaupun sebenarnya saya ada setujunya dengan kebijakan pemerintah kepada peralihan subsidi BBM yang di karenakan adanya subsidi yang salah sasaran, maka dari itu subsidi pun di alihkan untuk kesehatan dan pendidikan dengan perantara adanyatiga kartu sakti. Namun kurangnyaperhitungan pemerintah disini adalah sistem dan pendataan yang baik agar kartu kartu sakti tersebut tidak salah sasaran. Ketika kartu - kartu itu ada namun masih saja salah sasaran dalam pembagianya maka sama saja, pengalihan subsidi BBM tersebut tidak ada gunanya karna masih sama sama salah sasaran.
Dalam kebijakan pemerintah sekarang ini, pemerintah hanya memikirkan masyarakat yang kurang mampu saja dalam menanganidampak kenaikan BBM, pemerintah terlalu terfokus kepada progam tiga kartu sakti yang di peruntukan bagi masyarakat kurang mampu dalam penanganan naiknya harga BBM namun pemerintah tidak menoleh kepada masyarakat bagian menengah yang mepet ke bawah atas dampak yang di timbulkan naiknya harga BBM seperti halnya para warga desa ini. Mereka yang kebanyakan para pedagang yang tidak memiliki otoritas penuh dalam roda perekonomian yang ibarat nya mereka hanya ikan - ikan kecil yang ada dalam lautan perokonomian akan menjadi korban pertama pada dampak yang di timbulkan oleh naiknya harga BBM. Mereka akan sangat di rugikan bukan karna harga BBM yangnaik ( walaupun itu juga menjadi salah satu kerugian) namun di karenakan naiknya harga seluruh kebutuhan yang menjadi modal untuk perdagangan mereka.
Sebagai agen of change yang bertugas untuk mengawal pemerintahan dalam kehidupan bernegara sayaberharap pemerintah dalam pengambilan keputusandapat melihat dari segala sisi apa yang akan di timbulkan atau menjadi dampak dalam suatu keputusan tersebut. Pemerintah pun seharusnya juga dapat memikirkan sebuah antisipasi penanganan dari apa yang sudah di putuskan untuk seluruh kalangan masyarakat baik dari kalangan atas, kalangan menengah, kalangan menengah mepet bawah, juga kalangan bawah atas dampak yang di timbulkan dari keputasannya terhadap kenaikkan harga BBM. Dalam antisipasi tersebut juga tidak boleh ada ketimpangan sosial yang terjadi di masyarakat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H