Lihat ke Halaman Asli

Analisa Teori Pembelajaran

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Terdapat beberapa teori pembelajaran yang biasa digunakan dalam lingkup pendidikan, yaitu teori pembelajaran Behaviorisme, teori pembelajaran Kognitivisme, teori pembelajaran Konstruktivisme, dan teori pembelajaran Humanisme.

Proses pembelajaran menurut teori Behavioristik lebih menekankan pada proses pemberian stimulus (rangsangan) dan rutinitas respon yang dilakukan oleh siswa. Dengan kata lain, belajar adalah perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.Tokoh-tokohnya antara lain ialah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, Gestalt, Skinner, Lewin, dan Tolman.

Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon.Perubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkrit, yaitu yang dapat diamati, atau tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati. Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan dapat diukur.Belajar menurut pandangan Hull merupakan perubahan tingkah laku melalui kekuatan kebiasaan. Dalam konsep Hull, teori yang ideal berbentuk struktur logis yang terdiri atas postulat-postulat dan teorema-teorema berupa statement mengenai berbagai segi perilaku.

Guthrie menggunakan variabel hubungan stimulus dan responuntuk menjelaskan proses belajar. Dia menjelaskan bahwa stimulus dan respon hanya bersifat sementara. Sedangkan pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan. Menurut Skinner belajar adalah perubahan dalam prilaku yang dapat diamati dalam kondisi yang dikontrol secara baik. Sedangkan menurut Lewin, konsep-konsep struktural yang umum yakni pribadi, lingkungan psikologis dan ruang hidup.Menurut Tolman perilaku seolah-olah merupakan goal diarahkan sepanjang organisme sedang mencari-cari sesuatu yang ada di lingkungannya.

Secara umum teori Kognitivisme menganggap bahwa belajar atau pembelajaran adalah suatu proses yang lebih menitikberatkan proses membangun ingatan, retensi pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek yang bersifat intelektualitas lainnya. Tokoh-tokohnya ialah Jean Piaget, Brunner, dan Ausebel. Menurut Piaget, perkembangan kognitif seseorang atau siswa adalah suatu proses yang bersifat genetik artinya proses belajar didasarkan pada mekanisme biologis perkembangan system syaraf. Menurut Brunner pembelajaran adalah suatu proses untuk membangun kemampuan mengembangkan potensi kognitif yang ada dalam diri siswa. Ausubel menyatakan bahwa belajar dilakukan dengan reception learning yang artinya seorang individu belajar hanya dengan menerima informasi.

Teori pembelajaran Konstruktivisme mengangap belajar adalah menbangun pengeetahuan sedikit demi sedikit, yang kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep-konsep, atau kaidah yang siap diambil atau diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Tokohnya ialah Jean Piaget dan Vygotsky.

Teori pembelajaran Humanisme mempunyai prinsip bahwa proses pembelajaran harus mengajarkan siswa bagaimana belajardan menilai kegunaan belajar itu bagi dirinya sendiri. Pembelajaran humanistik lebih menekankan pada tujuan dan desain pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan bagi diri mereka sendiri atau, paling tidak dengan bimbingan yang seminimalmungkin dari guru. . Tokoh dalam teori ini antara lain ialah Kolb, Honey dan Mumford, Blomm dan Krathwohl, Arthur Combs, Maslow, dan Carl Roger. Belajar menurut Kolb, terdiri dari beberapa tahapan yaitu tahap pengalaman konkrit, tahap pengamatan aktif dan reflektif, tahap konseptualisasi, serta tahap eksperimen aktif.Menurut Habermas belajar akan efektif jika ada proses inteaksi antara individu dengan realitas sosial yang ada di sekitar dirinya sehigga guru harus mengkaitkan antara materi pelajaran dengan fenomena kehidupan siswa. Kategori lingkungan belajar tidak hanya meliputi lingkungan yang bersifat geografis tetapi juga lingkungan personal, lingkungan sosial dan kultural.

Blomm lebih menekankan pada apa yang mesti dikuasai individu(sebagai tujuan belajar) setelah melalui peristiwa-peristiwa belajar. Tujuan belajarnya dirangkum ke dalam tiga kawasan yang disebut dengan Taksonomi Blomm. Menurut Arthur Combs belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka.Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal yaitu suatu usaha yang positif untuk berkembang, dan kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu. Sedangkan Rogers membedakan dua tipe belajar, yaitu Kognitif (kebermaknaan) dan Experiential (pengalaman atau signifikansi).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline