Lihat ke Halaman Asli

Siti Sundari

Guru Matematika, Pengajar Praktik ( PP) PGP Angkatan 5 dan PP Angkatan 9

Tradisi Mudik Lebaran

Diperbarui: 7 April 2024   11:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi/ ig: sitisundarithea

Jutaan orang Indonesia menantikan mudik Lebaran, sebuah tradisi tahunan yang melibatkan perjalanan emosional dan fisik. Dalam tradisi ini, keluarga berkumpul bersama untuk merayakan hari kemenangan, Idul Fitri, setelah berpuasa selama sebulan. 

Mudik adalah cara bagi banyak orang untuk kembali ke dasar, merenungkan nilai-nilai kehidupan, dan mengisi ulang energi spiritual dengan orang-orang yang mereka sayangi. 

Tradisi mudik memiliki banyak nilai budaya. Selama periode ini, tradisi-tradisi kuno dihidupkan kembali, termasuk persahabatan yang dekat, kerja sama untuk menyambut Lebaran, dan ritual unik yang berbeda di setiap daerah. 

Tradisi mudik juga memberi generasi muda kesempatan untuk memperkenalkan diri dengan budaya dan asal-usul keluarga mereka. Memori seperti ini membantu melestarikan budaya dan tradisi yang jika tidak ada upaya bersama untuk mempertahankannya, mungkin perlahan terlupakan.

 Namun, di balik kegembiraan dan manfaat yang ditawarkan, mudik Lebaran juga membawa beberapa masalah. Perjalanan mudik biasanya diwarnai dengan kemacetan yang lama, harga tiket yang naik, dan kemungkinan kecelakaan.

Sebaliknya, pemerintah dan kelompok lain berusaha keras untuk mengurangi dampak negatif tersebut dengan meningkatkan infrastruktur transportasi, menerapkan sistem satu arah (one way system) pada beberapa jalur, dan mengadakan kampanye keselamatan berkendara. Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir, telah dilakukan upaya untuk mengurangi puncak arus mudik dengan menyebarkan pemberangkatan.

Salah satu bagian terpenting dari kebiasaan ini adalah merenungkan apa yang kita lakukan selama mudik Lebaran. Banyak orang menemukan kesempatan untuk merenung dan menilai kembali arah kehidupan mereka ketika mereka menjauh dari hiruk pikuk kehidupan sehari-hari. 

Berkumpul bersama keluarga, berbagi cerita, dan saling memaafkan adalah kesempatan emas untuk mengevaluasi diri dan memperkuat tali silaturahmi. Ini adalah momen di mana orang dapat melepaskan tekanan emosi yang mungkin mereka alami sepanjang tahun dan memulai kehidupan baru dengan perasaan yang lebih ringan. 

Kebahagiaan bersama orang-orang yang kita sayangi jelas merupakan bagian penting dari tradisi mudik. Kehangatan dan kegembiraan dari pertemuan ditambahkan oleh dua anak-anak yang bermain bersama, cerita-cerita lama yang dibagikan kembali, dan makanan khas Lebaran. 

Tidak mengherankan jika banyak orang rela menempuh perjalanan panjang dan melewati banyak tantangan hanya untuk tiba di rumah dan menikmati kebahagiaan ini. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline