Corona virus atau Virus corona termasuk salah satu kelompok virus ribonukleat acid (RNA) yang menjangkit mamalia dan burung. Akan tetapi, virus ini juga dapat menginfeksi manusia sehingga bagi yang terinfeksi akan terjangkit penyakit mulai dari penyakit ringan seperti batuk kering, deman, dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Apabila bertambah parah, infeksi Covid-19 dapat berkembang menjadi gagal napas yang terkait dengan kerusakan alveolar difus dan sindrom gangguan pernapasan akut. Virus corona bisa menyebabkan penyakit Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS). Ada empat genus dalam virus corona yakni alpha-viruses, beta-viruses, gamma-viruses dan delta-viruses.
Pandemi Covid-19 memberikan dampak secara menyeluruh, terhadap kesehatan, sosial dan ekonomi, serta pendidikan yang tentu memberikan dampak dalam menjalankan aktivitas sehari-hari yang serba terbatas. Perkuliahan dilakukan secara online salah satunya yang dilakukan oleh kampus Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta dan fasilitas umum juga dibatasi. Hal tersebut berdampak pada putaran perekonomian, termasuk ketersediaan pangan yang berdampak pada status gizi keluarga.
Gizi seimbang itu sendiri memiliki pengertian susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan sehat, serta mempertahankan berat badan dalam keadaan normal untuk mencegah masalah gizi termasuk mencegah terinfeksi virus Covid-19. Pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap aktivitas fisik dan penerapan prinsip gizi seimbang dimana aktivitas fisik menurun dan penerapan prinsip gizi seimbang meningkat saat pandemi. Akan tetapi, pada kenyataannya pemenuhan kebutuhan makan mengalami penurunan karena penghasilan berkurang atau bahkan ada yang sampai kehilangan pekerjaannya, sehingga harus menghemat pengeluaran.
Edukasi gizi diperlukan untuk meningkatkan pemahaman bahwa gizi seimbang tidak harus mengeluarkan biaya yang mahal, tetapi bisa memanfaatkan bahan pangan lokal yang ada disekitar rumah untuk tetap memenuhi kebutuhan gizi perharinya. Edukasi gizi biasa dilakukan secara online dengan memanfaatkan teknologi perlu dilakukan dalam upaya perbaikan kesehatan khususnya di masa pandemi Covid-19 tentang upaya pemenuhan gizi seimbang agar dapat meningkatkan kekebalan tubuh termasuk di lingkungan kampus Universitas'Aisyiyah Yogyakarta. Kegiatan diharapkan sebagai solusi terkait keterbatasan pengetahuan tentang pemenuhan gizi seimbang di masa pandemi. Pemenuhan gizi seimbang merupakan salah satu usaha untuk menjaga kesehatan (promotif) yang sangat bermanfaat di masa pandemi ini.
Makanan bergizi seimbang terdiri dari makanan pokok, protein nabati, protein hewani, sayuran, dan buah. Selain itu, harus dilengkapi dengan cukup minum air putih minimal 8 gelas sehari. Dalam sekali makan utama diharapkan memperhatikan prinsip keanekaragaman makanan untuk mencukupi kebutuhan gizi perharinya. Kita bisa memanfaatkan pekarangan rumah untuk dijadikan sebagai kebun gizi seperti menanam sayur bayam merah, bayam cabut, kangkung, labu kuning, pepaya, ubi, singkong, kacang-kacangan, terung, tomat, cabai, serai, daun seledri, kunyit, dan lain-lain, untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Meskipun tetap tinggal di rumah, akan tetapi kita harus tetap melakukan aktivitas fisik agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari masalah gizi dan juga infeksi Covid-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H