Lihat ke Halaman Asli

Siti kholis komara

Penikmat kegaduhan pemikiran

Pro Kontra Foto Bugil Tara Basro di Tengah Wabah Virus Corona

Diperbarui: 7 Maret 2020   23:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Warga Indonesia panik karena ada 2 orang yang positif terjangkit Virus Corona, berita tentang Virus Corona dan cara penanggulangannya sudah tersebar diberbagai media. Di sini saya tidak akan membicarakan soal virus Corona tapi tentang seorang wanita yang membuat heboh jagat maya dengan postingannya.

Wanita adalah mahluk dengan sejuta prespektif bahkan menjadi daya tarik yang paling seksi diberbagai sektor kehidupan, mulai dari Ekonomi, Sosial Budaya, Kesenian bahkan sampai Politik. Tanpa sadar wanita terseret pada titik eksploitasi dan industrialisasi yang mengharuskan wanita mengikuti standat yang ada agar dianggap eksistensinya. Muncul figur-figur yang dijadikan acuan keberhasilan, sayangnya hanya fisik luar yang menempati posisi paling wahid kesempurnaan wanita.

Istilah body goal mungkin tak asing ditelinga kita bagimana seorang wanita yang sempurna adalah mereka yang memilki tinggi semampai, lingkar pinggang tak sampai menghabiskan satu gang, mata yang besar, alis simestris, bulu mata lentik menggelitik, hidung mancung, kulit putih mulus, wajah glowing tanpa pori-pori dan sederet daftar ceklis kecantikan haqiqi wanita.

Akibatnya, saat tidak sesuai dengan standar yang ada sudah pasti beragam petuah dan kata-kata bijak berdesakan masuk ke telinga dan ruang-ruang kosong di otak kita, hai para wanita yang dianggap tak sempurna. Tidak hanya masuk kata-kata itu memenuhi ruang di otak, hati dan akal kita yang secara tidak sadar membentuk berjuta wanita merasa minder atau bahasa yang populer sekarang adalah insecure yang telah menelan banyak korban.

Bullying, body sahming yang berujung kematian tidak hanya menimpa mereka yang bertubuh gempal, pesek, hitam, pendek dan berjerawat tapi mereka yang sudah dianggap mencapai body goal saja masih mendapatkan hal serupa saat berat badannya naik satu angka.

Dunia wanita memang kejam teman, pelaku bullying atau body sahming paling banyak justru datang dari kaum wanita sendiri. Kita sering mendapatkan nasehat dari sesama wanita untuk ‘merawat diri’, ‘mempercantik diri biar enak dilihat’. Wanita seolah lahir, hidup dan mati hanya untuk ngurusin badan dan menyenangkan mata orang lain.

Gerakan untuk memberikan prespektif lain soal kecantikan dan kebahagian sudah banyak dilakukan berbagai pihak dan tentu dengan beragam cara, salah satu kampanye untuk mencintai diri apa adanya tanpa di pusingkan dengan lebel kebanyakan dilakukan oleh Tara Basro dengan memposting foto tanpa busana diakun twitternya, yang ternyata menuai banyak pro kontra samapi kemkominfo angkat bicara. Apakah tindakan Tara Basro bisa dibenarkan?

Coba kita urai satu persatu agar tidak reaktif terhadap satu kejadian.

1. Dilihat dari tujuan

Jika kita melihat satu kejadian atau tindakan sebaiknya kita teliti terlebih dahulu apa tujuan/motif dari perilaku itu, kenapa hal bisa terjadi. Dalam kasus Tara Basro yang memposting fotonya tanpa busana menurut saya sudah benar.

Kita bisa lihat caption dari postingannya "Dari dulu yang selalu gue denger dari orang adalah hal jelek tentang tubuh mereka, akhirnya gue pun terbiasa ngelakuin hal yang sama.. mengkritik dan menjelek2an, Andaikan kita lebih terbiasa untuk melihat hal yang baik dan positif, bersyukur dengan apa yang kita miliki dan make the best out of it daripada fokus dengan apa yang tidak kita miliki. Setelah perjalanan yang panjang gue bisa bilang kalau gue cinta sama tubuh gue dan gue bangga akan itu. Let yourself bloom."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline