Lihat ke Halaman Asli

Jejak Peninggalan Konferensi Asia-Afrika di Gedung Merdeka

Diperbarui: 22 September 2022   18:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Kunjungan Mahasiswa Pertukaran di laksanakan pada tanggal 17 September 2022, di hari itu kami mengunjungi Monumen Bersejarah yaitu Gedung Merdeka, Gedung bersejarah tersebut digunakan sebagai tempat Komferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika tahun 1955, kini gedung tersebut digunakan sebagai museum yang memamerkan berbagai benda koleksi dan foto pada masa itu.Mari mengingat kembali salah satu peristiwa penting dalam sejarah yang terjadi  Kota  Bandung  yaitu    Konferensi Asia  Afrika  (KAA)    yang  berlangsung  di Gedung    Merdeka    pada    Tahun 1955.

dokpri

Ir.    Soekarno menyampaikan   pidato   pembukaan   yang memukau  pemimpin  bangsa-bangsa  Asia dan     Afrika.     Dengan     berlangsungnya Konferensi  Asia  Afrika  di  Bandung  maka kota ini dikenal juga sebagai ibu kota  Asia Afrika.  Selain  itu,  gedung  yang  menjadi saksi  peristiwa  bersejarah  Konferensi  Asia Afrika   dapat   dinikmati   hingga   saat   ini. Konferensi  yang  menghasilkan  Dasa  Sila Bandung  telah  membawa  negara-negara  di Asia   dan   Afrika   untuk   menjadi   sebuah bangsa yang dapat menciptakan perdamaian    dunia.    Setelah    konferensi tersebut,  gedung  ini  pun  sering  digunakan konferensi  lain  yang  bertaraf  nasional  dan internasional.  Sebab  itu,  sudah  seharusnya Gedung  Merdeka dan  peristiwa  bersejarah yang   berhubungan   dengannya   diketahui oleh Para Mahasiswa program Pertukaran walaupun mereka bukan berasal dari Kota Bandung Terlebih lagi wajib di ketahui oleh Mahasiswa dan Masyarakat yang berada di Kota Bandung.
Pada kunjungan tersebut Para Mahasiswa tidak hanya sekedar melihat peninggalan bersejarah tapi Juga mendapat penjelasan mengenai Konferensi Asia-Afrika yang di paparkan oleh Seorang Kurator

dokpri

kilas balik Konferensi Asia Afrika. Pasca Perang Dunia II berakhir, dunia terpecah menjadi dua bagian yaitu blok barat dan blok timur. Blok barat terdiri dari negara-negara berpaham liberalis, sementara blok timur berpaham komunis. Melihat kondisi itu, Indonesia dan negara-negara netral lainnya memprakarsai Konferensi Asia-Afrika, Konferensi Asia-Afrika dibuka 18 April 1955 di Gedung Merdeka Bandung. Konferensi tersebut dihadiri 29-30 negara undangan. Satu negara tidak dapat hadir yaitu Federasi Afrika Tengah (Rhodesia dan Nyasa).Hal ini karena sedang mengalami pergolakan politik, yaitu penduduk asli yang berkulit hitam sedang menentang diskriminasi ras,perlakuan dan hak karena perbedaan warna kulit oleh penguasa kulit putih.
Komposisi delegasi dan 29 Negara yang menghadiri Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tanggal 18 sampai 24 April 1955, termasuk tamu, pegawai sekretariat, atau staf yang menyertai delegasi-delegasi ke Bandung melebihi 400 orang (Panitia Penulisan Sejarah Deplu, 1983: 210). Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan 18-24 April 1955 di Bandung telah berhasil meninjau masalah yang menyangkut kepentingan bersama negara-negara Asia dan Afrika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline