PMII merupakan organisasi yang memegang ajaran Ahlussunnah wal-Jama’ah sebagai pendekatan berpikir (manhaj al-fikr) untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam. Memilih Ahlussunnah wal-Jama’ah sebagai pendekatan berpikir dalam memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam merupakan keniscayaan di tengah kenyataan masyarakat Indonesia yang serba majemuk. Dari ajaran Ahlussunnah wal-Jama’ah kita mengenal nilai kemerdekaan (al-hurriyah), persamaan (al-musawah), keadilan (al-‘adalah), toleransi (tasamuh), dan nilai perdamaian (al-shulh), dan menjadikan kemajemukan etnis, budaya dan agama sebagai potensi penting bangsa yang harus dijaga dan dikembangkan.
Nilai Dasar Pergerakan (NDP) adalah rumusan nilai-nilai yang diturunkan secara langsung dari ajaran Islam serta kenyataan masyarakat dan negeri Indonesia, dengan kerangka pendekatan Ahlussunnah wal-Jama’ah. NDP harus senantiasa menjiwai seluruh aturan organisasi, memberi arah dan mendorong gerak organisasi, serta menjadi penggerak setiap kegiatan organisasi dan kegiatan masing-masing anggota. Sebagai ajaran yang sempurna, Islam harus dihayati dan diamalkan secara kaffah atau menyeluruh oleh seluruh anggota dengan mencapai dan mengamalkan iman (aspek aqidah), Islam (aspek syari’ah) dan Ihsan (aspek etika, akhlak dan tasawuf) untuk memohon Ridlo-Nya serta memohon keselamatan hidup di dunia dan akhirat (sa’adah ad-darain).
NDP memiliki beberapa fungsi yang salah satunya adalah sebagai kerangka ideologis. Sehingga NDP merupakakan sebuah motivator penyemangat dan peneguh keyakinan setiap kader, dalam bergerak dan berjuang mewujudkan cita-cita dan tujuan organisasi melalui cara dan jalan sesuai dengan minat dan keahlian dari masing-masing kader tanpa meninggalkan ajaran utama Ahlussunnah wal jama’ah.
Sebagai seorang kader pemula saya akan memberikan pandangan terkait kedudukan dan peran dari Nilai Dasar Pergerakan (NDP) dalam menemani proses saya bertumbuh di PMII. Sesuai yang tertera didalam Modul PMII, disana disebutkan bahwa NDP adalah pijakan pertama argumentasi dan pengikat kebebasan berfikir dan bergerak, dan juga sebagai sumber ideal kekuatan organisasi. Dari situ saya berfikir betapa pentingnya memegang teguh ajaran Ahlussunnahh wal-jamaah dalam setiap langkah pergerakan saya. Mengapa begitu? karena semua yang tertera di NDP merupakan buah manifestasi dari ajaran Ahlussunnah wal-jama’ah.
Apa sajakah rumusan yang terdapat dalam NDP? Didalam pergerakan kita diajarkan tiga poin penting yaitu; حبل من الله (hubungan dengan Allah), حبل من الناس (hubungan dengan manusia), dan حبل من العالم (hubungan dengan alam). Lalu apakah hubungannya antara tiga nilai diatas dengan pengembangan potensi diri?. Selanjutnya akan saya tarik pembahasan ini kedalam ranah pengamalan nilai pergerakan yang bisa menjadi sebuah potensi dan peluang yang bagus untuk pengembangan diri versi Ahlussunnah wal-jama’ah.
Pertama; didalam kehidupan, kita sebagai manusia yang berfikir tidak lantas menafikan akan adanya tuhan sang pencipta. Bagi mereka para filsuf tidak akan ada kata selesai untuk mencari makna dari sebuah kehidupan, sehingga kita perlu mengetahui bahwa tumbuhnya sebuah pemikiran itu tidak muncul begitu saja tapi melalui proses pencarian dan melalui proses pencarian tadi kita akan menemukan sebuah fakta bahwa manusia diciptakan sebagai khalifatul fil ‘ardh. Dan kita memiliki sebuah tanggung jawab untuk menjadi pemimpin, pemimpin dari diri kita sendiri. Melawan kebodohan dengan terus belajar dan mencari tanpa meninggalkan kewajiban sebagai makhluk kepada tuhannya. Yaitu menyeimbangkan antara urusan duniawi dan Ukhrawi dengan tetap beribadah kepada tuhan yang maha Esa.
Kedua; di dunia ini tuhan menciptakan manusia sebagai salah satu hambanya yang ber-akal, Allah SWT. Menjadikan semua manusia itu sama derajatnya, lantas apa yang membedakan? Ke-taqwaannya. Manusia yang bertaqwa akan memiliki derajat berbeda di sisi Allah SWT. Oleh karena itu, PMII menjadikan ajaran Ahlussunnah wal-jama’ah sebagai sebuah rujukan, karena disana diajarkan bagaimana menjadi muslim yang bertaqwa, taat dan menghormati sesama. Mungkin tidak hanya didalam ajaran Ahlussunnah wal-jama’ah yang mengajarkan demikian, akan tetapi tidak dipungkiri bahwa di Ahlussunnah kita diajarkan lebih banyak hal seperti apa yang rasulullah ajarkan. Memanusiakan manusia, menghargai sesama, melawan ketidak adilan dan penindasan, mencintai ilmu pengetahuan, dan mencintai alam.
Ketiga; adanya alam semesta merupakan salah satu bukti akan adanya Allah SWT. tuhan sang pencipta alam. Salah satu dari alam itu adalah bumi yang kita tempati, kita hidup dan bertumbuh di bumi ini. sebagai manusia yang beradab sudah seharusnya kita merawat alam dengan baik, tidak membuat kerusakan, baik itu dengan mengeksploitasi alam dengan serakah ataupun dengan mengotorinya. Karena jika kita merusak alam, kita juga yang akan terkena dampak buruknya. Oleh sebab itu jadilah manusia yang bijak dan membawa kebaikan dengan tidak serakah, merusak, dan mengotori alam.
Dari beberapa uraian diatas dapat kita simpulkan, dengan menjadi kader yang menerapkan nilai PMII dengan baik, ber-etika, dan mencintai berfikir(ilmu). Akan membentuk kita sebagai manusia yang bertaqwa, berbudi luhur, berilmu, dan bertanggung jawab mengamalkan ilmunya serta mewujudkan cita-cita bangsa yang berintegritas, seperti apa yang telah menjadi tujuan dari terbentuknya PMII yang sebenarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H