Lihat ke Halaman Asli

Phragmipedium besseae, si Cantik dari Benua Seberang

Diperbarui: 17 November 2022   15:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Phragmipedium besseae. Sumber: orchid-care-tips.com

Phragmipedium besseae adalah salah satu species anggrek dari genus Phragmipedium yang banyak tumbuh di area pegunungan yang basah. Species satu ini endemik dari kawasan timur Pegunungan Andes di Kolombia, Ekuador, dan Peru. 

Termasuk salah satu Phragmipedium species yang dilindungi karena terancam punah.

Ukuran Phrag. besseae bisa dibilang cukupan, antara 8-30 cm tingginya dan 2-3 cm lebar daunnya. Daunnya berwarna hijau tua dengan bunga berwarna merah terang. Seperti jenis phragmipedium lainnya, bunga akan muncul diujung tanaman setelah daun selesai tumbuh. Jumlah kuntum bisa bervariasi, antara 1-6 kuntum yang akan mekar bergantian dimulai dari kuntum yang paling bawah.

Bunganya berukuran antara 4-8 cm dengan kombinasi warna merah menyala yang begitu cantik. Bungan bisa muncul kapanpun disepanjang tahun, namun biasanya bunga akan mekar dipenghujung musim dingin atau di awal musim semi. Jenis ini banyak diburu oleh kolektor salah satunya karena kecantikannya tersebut. Itu sebabnya keberadaannya di alam sudah cukup sulit untuk ditemukan.

Phragmipedium besseae by Ummu Danish Orchids

Phrag. besseae ini banyak dipakai sebagai indukan dalam persilangan Phrag.hybrid. Diantara sekian banyak phragmipedium hybrid yang popular dari hasil persilangan Phrag.besseae yaitu Phrag.Don Wimber, Phrag, Jason Fischer, dan banyak lagi. 

Warna merahnya bisa dibilang begitu sempurna dengan sedikit gradasi kuning transkulen di bagian bibir kantungnya yang membuatnya semakin cantik karena ternampak warna lembut yang ada di dalam kantung bunganya itu.

Rasa ketertarikan terhadap Phrag. besseae ini masih terbilang sangat limited sebelum species cantik ini ditemukan oleh Dodson & J.Kuhn di tahun 1981. Setelah itu banyak pecinta anggrek yang mengembangkannya. Pada masa itu banyak petani anggrek yang masih memperlakukan Phrag. besseae ini dengan cara tumbuh Paphiopedillum dengan tidak memberinya cukup asupan cahaya matahari dan air. 

Dimana pada kenyataannya Phrag.besseae di alam hampir selalu ditemukan tumbuh di dekat air terjun atau sumber air yang mengalir. Phrag.besseae akan selalu membutuhkan air untuk bisa tumbuh dengan baik. Jadi kita bisa menyiram tanaman ini setiap hari. Media tanam bisa menggunakan sphagnum moss, akar kadaka, pakis cacah, atau kompos daun dengan memberi bebatuan sungai di bagian bawah pot.

Penempatan tanaman ini bisa ditaruh dibawah paranet dengan intensitas cahaya matahari sekitar 70%. Phrag. besseae ini juga butuh angin yang sepoi atau tempat yang bersirkulasi udara baik. Karena tanaman yang cukup menyukai kondisi basah, biasanya akan menyebabkan tumbuhnya jamur atau terkadang dari daun tua yang membusuk, pembusukannya bisa menular pada bagian tanaman yang sehat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline