Lihat ke Halaman Asli

Dampak Penurunan Suku Bunga terhadap Kurs Rupiah dan Investasi Saham

Diperbarui: 22 Juni 2021   18:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Akibat pandemi Covid-19, Bank Indonesia telah memangkas suku bunga secara habis-habisan sejak Maret 2020. Bank Indonesia telah menetapkan suku bunga acuan di level 3,5 persen pada Februari 2021, kini BI kembali mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 3,5 persen pada Juni 2021.

Kebijakan ini diputuskan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada tanggal 16-17 Juni 2021. Tingkat suku bunga acuan BI (BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) berada di level 5 persen pada awal tahun 2020, artinya hingga kini BI telah memangkas suku bunga acuan sebanyak 150 basis poin (bps).

Bank sentral (Bank Indonesia) merupakan suatu instansi atau lembaga keuangan yang bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas nilai mata uang, mengawasi jalannya perbankan serta sistem finansial secara keseluruhan yang dikendalikan melalui kebijakan moneter. Salah satu kebijakan yang dilakukan yaitu dengan menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga acuan.

Dengan kebijakan penurunan suku bunga, Bank Indonesia memiliki tujuan untuk memperkuat pemulihan ekonomi di Indonesia sampai terlihat adanya perkembangan indikator ekonomi yang membaik serta inflasi yang tinggi di negara Indonesia.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan dalam rapat dewan gubernur bank sentral, alasan keputusan BI dalam menurunkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate atau BI7DRR menjadi level 3,5 persen, yaitu sebagai langkah lanjutan untuk mendorong momentum pemulihan ekonomi nasional. Keputusan tersebut konsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah dan stabilitas nilai tukar Rupiah agar tetap terjaga.

Kebijakan menurunkan suku bunga acuan akan akan berakibat pada melemahnya nilai rupiah. Ketika investor asing menarik dana dari investasi saham atau obligasi di Indonesia, maka akan ada dana yang keluar dari Indonesia. Adanya penarikan dana oleh pihak asing akan berakibat pada meningkatkan permintaan terhadap dolar AS, karena setiap penarikan rupiah tentu akan ditukar dengan mata uang dolar AS.

Banyaknya pihak yang menukarkan rupiah dengan dollar AS, maka nilai mata uang rupiah akan cenderung cepat melemah. Ketika nilai hal tersebut terjadi, maka akan diikuti kenaikan harga barang-barang tertentu, seperti emas, barang elektronik, dan barang atau bahan pangan impor seperti kedelai dan bawang putih.

Seperti yang kita tahu bahwa saat ini harga kedelai impor naik. Hal ini membuat para produsen tempe dan tahu semakin terjepit bahkan banyak dari mereka yang mengalami kerugian. Para produsen tahu dan tempe membuat strategi dengan mengurangi jumlah produksi, memperkecil ukuran tempe atau tahu serta menaikkan harga jual demi mempertahankan laba atau menambah laba. Kenaikan harga kedelai impor ini mengindikasikan bahwa nilai rupiah saat ini cenderung sedang melemah.

Selain dengan kebijakan penurunan suku bunga, dikutip dari bi.go.id Bank Indonesia juga terus mengoptimalkan kebijakan moneter lain serta pengawasan makroprudensial akomodatif pada lembaga perbankan. Melalui kebijakan moneter dan pengaturan sistem pembayaran, Bank Sentral berharap akan dapat menjaga kesetabilan nilai Rupiah.

Selain berakibat pada kestabilan nilai rupiah, turunnya tingkat suku bunga BI juga berdampak pada naikknya tingkat investasi saham. Investasi merupakan salah satu faktor penentu pembangunan ekonomi nasional, karena investasi merupakan salah satu dari komponen pendapatan nasional dan Produk Domestik Bruto (PDB).

Dengan menurunkan suku bunga, pemerintah berharap agar lebih banyak investor yang meminjam dana di pasar dana pinjaman. Dana yang dipinjam dari pasar dana tersebut yang kemudian akan gunakan oleh para investor untuk melakukan investasi langsung di sektor rill.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline