Lihat ke Halaman Asli

Rindu yang Tak Bermuara

Diperbarui: 16 Januari 2025   17:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Dalam sunyi malam yang tak bertuan,  
Kupintal rindu di antara bayang-bayang,  
Wajahmu hadir dalam setiap helaan,  
Namun jarak mengukir batas tak terbayang.  

Kutulis namamu di atas angin,  
Hingga gemanya sampai ke langit senja,  
Tapi waktu menjelma dinding dingin,  
Tak tergapai, meski hati terus mengiba.  

Kita dua jiwa di persimpangan takdir,  
Menggenggam cinta yang tak berpijak,  
Seperti bintang yang tak pernah hadir,  
Dalam pelukan malam yang penuh retak.  

Kutatap hujan yang jatuh perlahan,  
Setiap tetesnya memanggil namamu,  
Tapi asa ini hanya sebatas angan,  
Sebab dunia menulis jalan yang tak satu.  

Oh, cinta, haruskah kularung rinduku?  
Ke laut biru yang tak mengenal tepi,  
Karena meski hatiku terus mengaku,  
Kita takkan pernah bisa berbagi.  

Maka biarlah kenangan ini abadi,  
Dalam sunyi yang tak memerlukan saksi,  
Cintaku padamu tak pernah mati,  
Meski takdir melukis kita di garis yang terpisah pasti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline