Di bawah langit yang kelam berwarna abu,
Kupijakkan kaki di tanah yang penuh debu.
Angin menghembuskan dingin menusuk tulang,
Tapi di dadaku, api ini terus menyala terang.
Darahku mendidih, amarah bergemuruh,
Melawan takdir yang mencoba meruntuh.
Aku bukan pecundang, aku bukan pengalah,
Meski badai datang, kuhadang dengan tabah.
Langit menjerit, bumi pun bergetar,
Tapi suaraku melawan, tak akan pudar.
Aku berdiri tegap di hadapan raksasa,
Dengan kobar semangat yang tak terperi masa.
Rantai penindasan coba mengikat jiwa,
Namun tanganku merobek dengan paksa.
Setiap luka di tubuh adalah tanda,
Bahwa aku berjuang, takkan pernah menyerah.
Wahai angin, kabarkan pada dunia,
Aku adalah bara, aku adalah nyala.
Langkahku berat, tubuhku mungkin rapuh,
Namun hatiku baja, takkan pernah runtuh.
Di medan ini, aku ukir sejarah,
Dengan darah, keringat, dan jiwa yang gagah.
Hingga kemenangan menyapa di ufuk sana,
Aku akan terus maju, hingga akhir cerita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI