Katat dan Enap merupakan sepasang suami istri asal Dusun Bandaraya, Sokop, Kec. Rangsang Pesisir, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau yang kini tengah menikmati hasil pertaniannya.
Sebelum terjun menjadi seorang petani sayuran, Katat bekerja sebagai buruh harian. Beberapa pekerjaan kasar seperti buruh bangunan, menebang pohon sagu, menebas area semak untuk pembukaan lahan, dan pekerjaan lainnya telah dijalankan oleh Katat.
Sedangkan istrinya, Enap membuka warung kecil di rumahnya dan sesekali berjualan lontong sayur juga es cendol di bangsal sagu.Katat dan Enap kemudian bergabung menjadi anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Bandaraya Cahaya Gemilang. Mereka mengaku tertarik dengan berbagai kegiatan pendampingan khususnya di bidang pertanian.
Perubahan perekonomian Katat dan Enap kemudian dirasa semakin membaik setelah memanfaatkan lahan kosong yang tadinya tidur menjadi produktif. Selain kegigihan mereka untuk menjadi keluarga yang sejahtera dan mandiri, di balik itu juga peran Da'i Sahabat Masyarakat (Dasamas) turut membersamai, karena pendampingan yang dilakukan mulai dari proses berbagi pengetahuan seputar pertanian, proses pembibitan, perawatan tanaman, pencegahan dari hama, hingga pemasaran hasil panen.
Baca juga: "Petani Milenial" Desa Berdikari Tanjungpura, Sukses Budidaya Selada Bokor Hidroponik
Kriskama, Dasamas LAZ Al Azhar mengungkapkan Katat dan Enap merupakan pasangan yang kompak dan berani mencoba hal-hal baru. Di sela-sela pekerjaannya sebagai buruh harian lepas Katat tetap konsisten aktif mengikuti berbagai kegiatan pelatihan pertanian bersama anggota KSM lainnya.
"Setelah konsisten mengikuti program pendampingan itu, secara perlahan Katat dan Enap mencoba menerapkan dan mempraktekkan budidaya sayuran di lingkungan rumahnya. Siapa sangka yang awalnya memanfaatkan lahan sepetak, saat ini kebun sayuran yang dikelola oleh kedua pasangan ini menjadi 100 m2," ujarnya.
Katat dan Enap mengakui bahwasanya bertani bukan kebiasaan yang mereka lakukan sebelumnya. Mulanya mereka mencoba menanam sayuran yang mudah dengan lahan yang terbatas.
"Alhamdulillah, baru kali ini kami menanam di area atau lahan yang cukup luas dengan berbagai jenis tanaman sayuran, mulai dari kangkung, sawi, bayam, timun serta kacang panjang dan hasil panen yang diperoleh cukup melimpah," ungkap Katat.
Senada dengan yang disampaikan Katat, Enap pun mengaku jika beberapa tahun yang lalu, mereka menanam sayuran hanya untuk konsumsi keluarga saja. Namun, saat ini karena hasil panen semakin meningkat mereka mulai menjual ke kedai-kedai yang ada di sekitar Dusun Bandaraya.
Baca juga: Berkah Zakat, Mantan Pendulang Emas Ilegal Kini Mandiri Kelola Lahan Pertanian Sendiri
"Hasil panen dari bulan Agustus sampai September yang bermodalkan kurang dari lima ratus ribu saja, bisa dapat keuntungan lebih kurang tiga jutaan berkat penjualan beberapa jenis sayuran tersebut," tambah Enap.
KSM Bandaraya Cahaya Gemilang beranggotakan kelompok petani binaan LAZ Al Azhar dan YBM PLN. Dikemas dalam program Desa Cahaya, program ini bertujuan untuk menciptakan masyarakat desa yang cakap, agamis, sehat dan berdaya.
Semoga dengan terus berjalannya program pemberdayaan di Dusun Bandaraya dapat mencetak banyak petani yang bisa memberikan dampak positif terhadap perekonomian keluarga mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H