Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Kerangka Kerja Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on Climate Change/UNFCCC) mendefinisikan Perubahan iklim sebagai perubahan yang disebabkan oleh aktivitas manusia baik secara langsung atau tidak langsung sehingga mengubah komposisi dari atmosfer global dan variabilitas iklim alami pada waktu yang dapat diperbandingkan. Perubahan iklim ini memiliki dampak yang merugikan masyarakat dan lingkungan. Oleh karena itu, kita wajib mengetahui cara apa saja yang dapat mengurangi perubahan iklim yang sangat ekstrim akhir-akhir ini. Bahkan, menurut beberapa ilmuwan yang mempelajari tentang hal ini menyimpulkan bahwa jika perubahan iklim ini tidak bisa dihentikan maka akan mengakibatkan pemanasan global dan berujung pada gunung-gunung es mencair, daratan yang ada di bumi dapat tenggelam.
Setiap hari kita merasa bahwa perubahan iklim menjadi semakin mengkhawatirkan. Ada hari dimana akan terasa panas lalu tiba-tiba hujan atau sebaliknya. Perlu diingat bahwa perubahan iklim tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi karena beberapa alasan. Untuk itu, kita harus berusaha mengatasinya dengan mencintai dan menjaga lingkungan, seperti menanam pohon, membuang sampah sembarangan, mendaur ulang dan cara sederhana lainnya.
Perubahan iklim bukanlah hal baru. Iklim global selalu berubah. Jutaan tahun yang lalu, bagian dunia yang dulunya tertutup es berubah menjadi daratan oleh fluktuasi radiasi matahari atau letusan gunung berapi.
Perubahan iklim saat ini dan masa depan dapat disebabkan tidak hanya oleh peristiwa alam, tetapi juga oleh berbagai aktivitas manusia. Kemajuan pesat dalam pembangunan ekonomi memiliki konsekuensi serius bagi iklim global, seperti penggunaan bahan bakar fosil untuk sumber energi, menjamurnya kendaraan bermotor dan pembukaan lahan skala besar melalui pembukaan hutan.
Perubahan iklim dipengaruhi oleh beberapa hal :
1. Dipengaruhi oleh posisi matahari yang jauh dari Bumi. Saat matahari semakin dekat, Bumi menerima lebih banyak radiasi. Radiasi ini membantu proses konveksi atau naiknya uap air ke udara.
2. Kondisi lingkungan, baik yang bergunung, berbukit, berhutan maupun berpasir. Daerah pegunungan atau perbukitan mempengaruhi pergerakan udara. Gunung atau bukit membantu mengangkat langit. Udara yang terangkat atau di udara memudahkan proses pembentukan awan.
3. Dekat atau jauh dari sumber air, seperti laut atau danau. Daerah yang dekat dengan sumber air lebih cenderung memiliki curah hujan daripada daerah yang jauh dari sumber air. Hal ini disebabkan tingginya tingkat penguapan dari daerah dekat sumber air. Untuk alasan ini, Indonesia memiliki lebih banyak hujan daripada pedalaman Australia. Selain dekat dengan garis khatulistiwa, Indonesia juga dikelilingi oleh lautan yang luas.
4. Perubahan iklim juga dipengaruhi oleh aerosol yang dilepaskan ke atmosfer. Aerosol adalah partikel halus dalam gas dan udara. Aerosol dapat berasal dari debu gurun, letusan gunung berapi atau aktivitas manusia seperti asap dari mesin dan pabrik.
Radiasi matahari yang masuk ke bumi berupa gelombang pendek yang masuk ke atmosfer bumi berubah menjadi gelombang panjang ketika sampai di permukaan bumi. Setelah mencapai permukaan bumi, beberapa gelombang dipantulkan kembali ke atmosfer. Namun sayangnya, tidak semua gelombang panjang yang dipantulkan dari Bumi dapat menembus atmosfer di luar angkasa karena terhalang dan diserap oleh gas-gas di atmosfer yang disebut gas rumah kaca (GRK). Peristiwa alam ini dikenal sebagai pemanasan global (Global Warming/ERC).
Masalah muncul ketika aktivitas manusia menyebabkan konsentrasi gas rumah kaca meningkat secara signifikan, menciptakan panas di atmosfer yang mempengaruhi sistem iklim global. Hal ini menyebabkan naiknya suhu rata-rata bumi yang dikenal dengan pemanasan global. Pemanasan global pada akhirnya menyebabkan perubahan iklim, atau lebih tepatnya perubahan berbagai variabel.