Lihat ke Halaman Asli

Siti Marfuatun

Marfuah_siti22

Sampah Pampers Cemari Lingkungan

Diperbarui: 18 November 2020   11:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sampah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi dan sebagainya. Sedangkan menurut Wikipedia, sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah menurut sifatnya terdapat dua macam yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan mudah mengalami daur ulang, sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang terdiri atas unsur yang tidak dapat diproses secara alami seperti halnya plastik, kaleng dan sebagainya.
Di lingkungan masyarakat, sampah menjadi suatu fenomena yang sering dijumpai yang mempunyai dampak yang sangat besar jika disepelekan. Contoh jika kita membuang sampah sembarangan akan membuat banjir, lalu sampah yang tercemar fases manusia atau ternak dapat menjadi sumber penyakit menular atau sumber pathogen yang terdiri atas bakteri, virus, protozoa, dan cacing. Penyakit-penyakit yang diakibatkan antara lain diare, disentri, kolera, tifus, hepatitis, dan lain-lain. Tak hanya itu, sampah yang tidak diolah dan dibiarkan menggunung juga dapat menyebabkan longsor, karena tekanan dan air hujan yang memiliki intensitas yang tinggi.
Seperti halnya di daerah belantaran sungai kedung bayi yang berada di desa gulangpongge, gunungwungkal, pati. Sering terjadi banjir ketika musim hujan yang dimana membawa sampah, antara lain ranting pohon yang tumbang, plastik, limbah rumah tangga, kantongan pampers. Sampah yang merumbuk menghambat saluran air sungai mengalir dengan semestinya, terlebih karena terdapat kayu dan ranting-ranting yang berserakan sehingga menyumpal. Hal ini sangat meresahkan para petani yang memanfaatkan air sungai sebagai saluran irigasi. Tidak jarang dari mereka lebih memilih untuk membeli air untuk mengairi sawahnya terlebih saat musim kemarau panjang.
Habitat Ikanpun rusak karena ulah manusia sehingga lebih memilih bermigrasi ke hulu sungai atau bahkan pada mati dengan sendirinya. Sampah yang didominasi oleh pampers tersebut sangat sulit diurai karena terbungkus oleh kantong plastik. Selain sampah, dipinggiran sungai terdapat tumpukan kotoran ayam. Tidak tahu pasti tujuan ditimbunnya kotoran tersebut, namun efek bau tidak sedap dapat dirasakan masyarakat ketika melewati jembatan tersebut.
Pihak pemerintah desa sudah berupaya menuntaskan sampah mulai dari memberikan peringatan secara langsung dan tulisan di papan dengan bertujuan masyarakat membaca betapa pentingnya kebersihan lingkungan, selain itu dilaksankannya kegiatan kerigan atau gotong royong dalam upaya pembersihan sungai dari sampah. Namun masyarakat sangat minim kan kesadaran sehingga masih banyak dari mereka tetap melakukan tindakan yang sama.
Hendaknya sebagai masyarakat yang bijak akan kebersihan lingkungan. Apabila terbiasa membuang sampah sembarangan, maka bisa menimbulkan dampak yang amat merugikan di kemudian hari. Maka dari itu, sebagai makhluk yang ingin sejahtera, mari menjaga lingkungan sekitar dengan membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya. Ini adalah hal kecil yang bisa mengurangi bahaya dari penumpukan sampah. Kita harus senantiasa memberikan contoh yang baik untuk generasi penerus bangsa, karena bangsa yang jaya terdapat penggerak yang sadar akan tanggung jawab. (glp/18)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline