Lihat ke Halaman Asli

Siti Maunah

Aji Mempeng

Pembelajaran Abad 21

Diperbarui: 1 Februari 2023   09:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


Menurut Sadiman, dkk., (1986:2), belajar (learning) merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap individu dan berlangsung selama seumur hidupnya, yakni sejak ia masih dalam kandungan sampai ke liang lahat. Belajar dapat terjadi dimana saja,kapan saja dan dengan siapa saja. Salah satu tanda seseorang telah berh asil dalam proses belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada dirinya. 

Perubahan tingkah laku tersebut meliputi perubahan pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), dan perubahan sikap atau tingkah laku (afektif). Belajar juga merupakan sebuah proses yang membuat seseorang yang awalnya tidak tau menjadi tau dan dari yang tidak bisa menjadi bisa.

Pembelajaran yang melibatkan ilmu  pengetahuan dan teknologi di era globalisasi saat ini juga berkembang  sangat cepat dan semakin canggih. Dengan perkembanangan tersebut manusia harus mampu beradaptasi dan bersaing dengan bangsa lain. 

Bangsa yang masyarakatnya tidak siap bersaing maka bisa dipastikan bangsa tersebut akan tertinggal serta dapat terjatuh oleh seleksi alam. Untuk itu dalam proses pembelajaran, agar bisa berperan secara bermakna pada era globalisasi di abad ke-21 ini maka setiap warga negara dituntut untuk memiliki kemampuan yang dapat menjawab tuntutan perkembangan zaman. 

Seperti kata Ali Bin Abi Tholib dalam hal pendidikan yang mengatakan “Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian”. Ungkapan Ali bin Abi tholib tersebut memberikan gambaran bahwa dalam Islam pun juga mengajarkan kepada umatnya untuk mendidik anak sesuai dengan zamannya, karena ilmu itu tidak bersifat statis melainkan bersifat dinamis yang selalu berkembang. Sehingga metode pengajarannya pun harus disesuaikan dengan kondisi yang  akan dihadapi baik di masa sekarang ataupun di masa yang akan datang.

 Pada abad 21 ini pembelajaran juga merupakan suatu perubahan dimana kurikulum yang dikembangkan untuk mengarahkan sekolah mengubah peroses pembelajaran dari teacher centred menjadi student centered. Hal ini sejalan dengan tuntutan masa depan dimana peserta didik harus memiliki ketrampilan berpikir dan belajar. Ketrampilan abad 21 tersebut antara lain ketrampilan memecahkan masalah, berpikir kritis, kolaborasi, dan ketrampilan berkomunikasi.

Konsep pembelajaran abad 21 (4C) yaitu : 

  • Critical Thinking and Problem Solving (Berpikir Kritis & Pemecahan Masalah). Berpikir kritis merupakan suatu proses  yang terarah dan jelas yang dipakai dalam  kegiatan  mental seperti pemecahan masalah,  pengambilan keputusan, membujuk, menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis adalah  kemampuan untuk berpendapat dengan cara yang terstruktur. Berpikir kritis merupakan  kemampuan untuk mengevaluasi secara  sistematis pendapat pribadi dan pendapat orang lain . 

  • Berpikir kritis secara esensial adalah  proses aktif dimana seseorang memikirkan berbagai hal secara mendalam, mengajukan  pertanyaan untuk diri sendiri, menemukan  informasi yang relevan untuk diri sendiri  daripada menerima berbagai hal dari orang lain 

  • Dalam konsep ini peserta didik belajar memecahkan masalah yang ada dan mampu menjelaskan, menganalisis dan menciptakan solusi bagi individu maupun masyarakat. Peran peserta didik dalam penerapan pembelajaran abad 21 adalah; belajar secara kolaboratif, belajar berbasis  masalah, memiliki kemampuan high order thinking,  serta belajar mengajukan pertanyaan.

  • Creativity and Innovation (Daya Cipta dan Inovasi). Creativity tidak selalu sama dengan anak yang pandai menggambar atau merangkai kata dalam tulisan. Namun, kreativitas juga dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir outside the box yang tidak dibatasi oleh aturan-aturan  yang cenderung mengikat. 

  • Anak-anak yang memiliki kreativitas tinggi mampu berpikir dan melihat suatu masalah dari berbagai sisi atau perspektif. Hasilnya, mereka akan berpikiran lebih terbuka dalam menyelesaikan masalah. 

  • Pada konsep ini peserta didik akan diajak untuk bisa membiasakan diri dalam melakukan dan menjelaskan setiap ide yang dipikirkannya. Ide ini akan dipresentasikan kepada teman kelas secara terbuka sehingga nantinya akan menimbulkan reaksi dari teman kelas. Aktivitas ini bisa menjadikan sudut pandang peserta didik menjadi luas dan terbuka dengan setiap pandangan yang ada.

  • Collaboration (Kerjasama). Collaboration merupakan aktivitas bekerja sama dengan seseorang atau beberapa orang dalam satu kelompok untuk mencapai tujuan yang ditetapkan bersama. Aktivitas ini penting diterapkan dalam proses pembelajaran agar siswa mampu dan siap untuk bekerja sama dengan siapa saja dalam kehidupannya mendatang. 

  • Saat berkolaborasi bersama orang lain, peserta didik akan terlatih untuk mengembangkan solusi terbaik yang bisa diterima oleh semua orang dalam kelompoknya. Konsep kerjasama akan mengajak peserta didik untuk belajar membuat kelompok, menyesuaikan dan kepemimpinan. 

  • Tujuan kerjasama ini agar peserta didik mampu  bekerja lebih efektif dengan orang lain, meningkatkan empati dan bersedia menerima pendapat yang berbeda. Manfaat lain dari kerjasama ini untuk melatih peserta didik agar bisa bertanggung jawab, mudah beradaptasi dengan lingkungan, masyarakat, dan bisa menentukan target yang tinggi untuk kelompok dan individu.

  • Communication (Komunikasi). Communication dimaknai sebagai kemampuan siswa untuk menyampaikan ide dan pikirannya secara cepat, jelas, dan efektif. Keterampilan ini terdiri dari sejumlah sub-skill, seperti kemampuan berbahasa yang tepat sasaran, kemampuan memahami konteks, serta kemampuan membaca pendengar (audience) untuk memastikan pesannya tersampaikan.  

  • Dalam hal ini peserta didik diminta untuk dapat menguasai, mengatur, dan membangun komunikasi yang baik dan benar bail secara tulisan, lisan, maupun multimedia. Peserta didik diberi waktu untuk mengelola hal tersebut dan menggunakan kemampuan komunikasi untuk berhubungan seperti menyampaikan gagasan, berdiskusi hingga memecahkan masalah yang ada.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline