Lihat ke Halaman Asli

Siti Nurlitasari

hanya seorang pekerja keras

Nilai-nilai Pancasila di Sosial Media

Diperbarui: 23 Juli 2020   08:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saat ini para kalangan muda hingga berumur pastinya menggunakan sosial media. Perkembangan teknologi yang pesat membuat semua manusia kecanduan. Internet dan Smartphone yang kini banyak digandrungi karena hanya dengan dua perangkat tersebut sudah bisa melakukan segala banyak hal. Mulai dari bekerja, membaca berita, dan berkomunikasi juga. Media sosial pun sekarang menjadi kebutuhan utama umat manusia.

Hasil dari beberapa penelitian, rata-rata waktu yang dihabiskan masyarakat mengakses sosial media selama 3 jam 26 menit. Dari total pengguna aktif media sosial sebanyak 160 juta atau sekitar 59% dari total penduduk di Indonesia. Dan 99% pengguna media sosial berselancar menggunakan ponsel. Dari awalnya hanya untuk berkirim kabar melalui surat dan kotak pos, sekarang kini lebih gampang dan cepat. Memberitahukan kabar ke siapapun kapan saja dan dimana saja dengan menggunakan media sosial sebagai perantaranya.

Media sosial tak luput juga dari sisi negatif tidak hanya sisi positifnya saja. Ada beberapa oknum yang memakai media sosial untuk kejahatan dan negatif untuk menyebarkan ujaran kebencian, hasutan, dan propaganda kepada sasaran nya terutama kaum muda. Sekarang mudahnya mengakses media sosial membuat banyaknya konten-konten yang berisi paham intoleransi dan radikalisme. Ada tiga aktor utama didalam media sosial yaitu buzzer, influencer, dan follower.

Maka dari itu kita kita harus meningkatkan semangat Pancasila. Memperbanyak  sebaran konten yang mengandung Pancasila  di media sosial. Akun-akun resmi dari pemerintahan dan dari ormas masyarakat sipil yang biasanya peduli akan nilai-nilai Pancasila dan kebangsaan. Dengan demikian melalui konten yang berisi tentang ideologis Pancasila diharapkan agar menandingi dari informasi-informasi yang berbau intoleran dan radikalisme.

Konten-konten kreatif biasanya berupa meme, komentar, artikel hingga beragam berita yang menginformasikan tentang nilai-nilai Pancasila. Karna yang dibutuhkan saat ini ialah literasi antihoaks dan juga bagaimana netizen mendapatkan informasi atau berita yang kreatif di seputar kebangsaan. Dengan cara memodifikasi secara kreatif memberikan panduan dan edukasi secara bersama didalam sebuah kontennya agar memberikan pikiran atau tanggapan secara kritis dan cerdas untuk mengampanyekan Pancasila.

Masyarakat sipil harus sama-sama menaruh nilai-nilai Pancasila di media sosial guna meredam radikalisme digital. Memberikan konten-konten positif untuk menyelamatkan netizen atau para pengguna sosial media dari bahaya paparan konten yang berisi intolernsi dan radikalisme berpotensi memecah belah keutuhan bangsa. 

Untuk mempertegas upaya menanam nilai-nilai Pancasila di dalam media sosial, aktor peran utama seperti buzzer, influencer, dan follower memperbanyak konten bermuatan Pancasila. Hal itu untuk mendorong turut aktif berjuang menyebarkan konten kreatif yang positif ditujukan untuk nilai-nilai Pancasila mengakar dan bersemayam dalam nalar netizen atau pengguna sosial media sebagai ideologi sekaligus pandangan hidup bersama.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline