Lihat ke Halaman Asli

Kepemimpinan yang Baik dalam Perspektif Al-Qur'an dan Sains

Diperbarui: 25 Juli 2024   14:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kepemimpinan atau leadership merupakan sebuah bidang riset dan juga suatu keterampilan praktis yang mencangkup kemampuan seorang atau sebuah organisasi untuk memimpin atau membimbing orang lain, tim, atau seluruh organisasi. Menurut Fahmi (2016:122), kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang mengkaji secara komprehensif tentang bagaimana mengarahkan, mempengaruhi, dan mengawasi orang lain untuk mengerjakan tugas sesuai dengan perintah yang direncanakan.

Kepemimpinan merupakan aspek fundamental dalam membangun dan mengelola masyarakat serta organisasi di berbagai timgkatan. Konsep mengenai apa yang menjadikan kepemimpinan efektif dan berkelanjutan telah menjadi fokus perhatian dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk studi agama dan ilmu pengetahuan modern. Dalam tulisan ini, kita akan mengeksplorasi pandangan mengenai kepemimpinan yang baik dari dua perspekif yang berbeda namun saling melengkapi. Al-Qur’an sebagai sumber ajaran dalam islam dan ilmu sains yang memanfaatkan metode empiris untuk memahami prinsip-prinsip kepemimpinan.

Kepemimpinan Dalam Perspektif Al-Qur’an

Kepemimpinan dalam islam sebagaimana yang diajarkan dalam Al-Qur’an merupakan peran yang diperintahkan Allah SWTkepada manusia untuk memimpin dengan keadilan, kebijaksanaan, dan bertanggung jaewab. Firman Allah SWT memberikan pedoman yang jelas bagi pemimpin dan umatnya:

  • Keadilan dan Kebijaksanaan

Al-Qur’an menekankan pentingnya keadilan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam kepemimpinan. Pememimpin yang baik harus memutuskan perkara dengan adil tanpa memihak, mengingat bahwa Allah SWT menyukai orang-orang yang adil. Dalam Qs. Al-Hujarat (49:9) yang berbunyi:

وَاِنْ طَاۤىِٕفَتٰنِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اقْتَتَلُوْا فَاَصْلِحُوْا بَيْنَهُمَاۚ فَاِنْۢ بَغَتْ اِحْدٰىهُمَا عَلَى الْاُخْرٰى فَقَاتِلُوا الَّتِيْ تَبْغِيْ حَتّٰى تَفِيْۤءَ اِلٰٓى اَمْرِ اللّٰهِۖ فَاِنْ فَاۤءَتْ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَاَقْسِطُوْاۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ

Artinya: Jika ada dua golongan orang-orang mukmin bertikai, damaikanlah keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat aniaya terhadap (golongan) yang lain, perangila (golongan) yang berbuat anaya itu. Sehingga golongan itu kembali pada perintah Allah, damaikanlah keduanyan dengan adil. Bersikaplah adil, sesunguhnya Allah mencintai orang-orang ang bersikap adil.

Selain itu, kepemimpian yang bijaksana ditekankan untuk membuat keputusan yang tepat dan mempertimbangkan kepentingan jangka panjang dari umatnya.

  • Taubat dan Kesempurnaan Diri

Al-Qur’an mengajarkan pemimpin untuk selalu meningkatkan diri dan bartaubat jika melakukan kesalahan. Hal tersebut menunjuka sikap rendah hati dan kesediaan untuk memperbaiki diri. Contoh dalam sejarah islam adalah kekhalifahan Umar bin Khatab yang mengakui kesalahannya dan memperbaiki tindakannya setelah ditegur oleh masyarakat.

  • Kepercayaan dan Amanah

Pemimpin dalam islam harus memiliki kepercayaan dan amanah yang tinggi. Seorang pemimpin dituntut untuk menjaga amanah dan tidak menyalahgunakannya demi kepentingan pribadi ataupun kelompok. Firman Allah SWT menyatakan, “sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanyan, dan (Allah menyuruh kamu) apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah menetapkan dengan adil”. (Qs. An-Nisa [4]:58).

  • Kesederhanaan dan Kepedulian

Seorang pemimpin dalam islam diutamkan untuk menjaga kesederhanaan dalam gaya hidup mereka dan selalu memperthatikan kebutuhan masyarakatnya. Rasulullah SAW sdslsh teladan yang utama dalam hal ni. Beliau hidup sederhana meskipun memiliki kekuasaan yang besar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline