Lihat ke Halaman Asli

SITI NURHALIZAMAYALIBIT

Mahasiswa Semester Dua

Culture Shock yang dirasakan mahasiswa perantau

Diperbarui: 1 Juni 2023   17:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Culture Shock: Sebagai mahasiswa perantau sudah pasti tidak asing dan merasakan apa itu Culture Shock, Culture Shock Yang dimana adalah suatu keadaan seseorang yang merasa dirinya berbeda dan belum terbiasa dengan kondisi lingkungan atau tempat tinggal barunya yang belum ia kenal sama sekali.
Culture Shock (Gegar Budaya) pertama kali diperkenalkan oleh antropologis bermana Obeng pada tahun 1960 untuk menggambarkan respon yang mendalam dan negative dari depresi, frustasi dan disorientasi yang dialami oleh individu-individu yang hidup dalam suatu lingkungan budaya yang baru (dukutip dari Dayaksini, 2012; 265).


Seperti yang kita ketahui sebagian besar mahasiswa pasti banyak yang identik dengan kata perantauan, dimana  mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah memilih keputusan  untuk merantau keluar daerah yang dia tempati demi untuk berkuliah di universitas yang dia impikan. Keputusan yang mereka ambil sudah pasti ada koesekounsinya yaitu pasti mereka akan merasakan  Culture Shock dan  merasa tertekan atau terkejut ketika mereka berhadapan dengan lingkungan barunya, Apalagi mahasiswa yang baru pertamakalinya merantau ke-pulau jawa. Mereka pasti merasakan perbedaan gegar budaya atau terkejut dengan lingkungan baru mereka. Ketika mahasiswa merasakan gegar budaya mereka pasti merasakan kegelisahan atau seperti berada di tempat yang asing.


 Dengan percampuran mahasiswa dengan identitas yang berbeda-beda dari suatu daerah bukanlah hal yang baru terjadi dikalangan perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Pada awal kehidupan mahasiswa dirantauan mereka pasti mengalami problem ketidaknyamanaan terhadap ingkungan barunya yang kemudian akan berpengaruh kepada fisik maupun emosional sebagai reaksi mahasiswa yang berpindah dan hidup dilingkungan baru mereka yang memiliki kondisi budaya yang berbeda dari daerah asalnya.
Timbulnya fonmena atau masalah Culture Shock tersebut adalah memicu pada persoalan atau penyesuaian diri mahasiswa atau yang biasa disebut adaptasi pada lingkungan. Adaptasi yang dilakukan merupakan upaya untuk setiap individu dapat menyatu dengan segala kondisi di lingkungan baru mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline