Lampung,22 Oktober 2024 – Peringatan Hari Santri tahun ini menyoroti peran penting santri dalam menjaga tradisi dan nilai-nilai keislaman di tengah tantangan globalisasi yang semakin deras. Dengan tema "Santri Berdaya, Indonesia Maju," perayaan ini menegaskan komitmen santri dan pesantren untuk tetap memelihara identitas bangsa dan tradisi keagamaan, sambil beradaptasi dengan perkembangan dunia yang semakin modern.
Pada tahun 2015, pemerintah Indonesia secara resmi menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional melalui Keputusan Presiden. Peringatan ini bertujuan untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya peran santri dalam sejarah bangsa, serta untuk meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan.
Di berbagai pesantren, upaya menjaga tradisi dan nilai-nilai keislaman terus dilakukan, meskipun globalisasi membawa banyak perubahan di segala aspek kehidupan. Kyai Ali, pimpinan sebuah pesantren di Lampung, menekankan bahwa menjaga tradisi bukan berarti menutup diri dari kemajuan.
"Kami selalu menanamkan kepada santri bahwa tradisi yang baik harus dipelihara, tetapi kami juga membuka pintu untuk inovasi yang membawa kebaikan. Inilah cara kami menghadapi globalisasi tanpa kehilangan identitas keislaman," katanya.
Seiring dengan berkembangnya teknologi dan informasi, beberapa pesantren mulai memanfaatkan media digital untuk menyebarkan ajaran Islam dan tradisi pesantren. Pesantren modern kini menggunakan platform digital untuk mengajarkan kitab kuning, memperkenalkan budaya lokal, serta menyebarkan nilai-nilai pesantren kepada masyarakat luas. Hal ini merupakan bentuk adaptasi terhadap globalisasi tanpa meninggalkan akar budaya pesantren.
Selain itu, tradisi seperti pengajian, tahlilan, maulid, dan berbagai kegiatan keagamaan tetap dipertahankan di pesantren, bahkan menarik minat generasi muda di era modern. Pesantren juga menjadi pusat kegiatan sosial dan budaya yang mempromosikan perdamaian, toleransi, dan kebhinekaan di tengah ancaman homogenisasi budaya global.
Para santri, sebagai generasi penerus, diharapkan bisa menjadi jembatan antara tradisi dan modernitas. Mereka dibekali dengan nilai-nilai keagamaan yang kuat dan wawasan global agar mampu berperan aktif dalam pembangunan bangsa tanpa melupakan akar budayanya. Santri juga diajarkan untuk menghadapi tantangan globalisasi dengan sikap kritis dan bijak, menjaga identitas keislaman mereka sambil terbuka terhadap kemajuan.
Hari Santri 2024 menjadi pengingat bahwa globalisasi tidak harus menghapus tradisi, melainkan bisa menjadi kesempatan bagi santri untuk menampilkan kekayaan budaya dan ajaran Islam yang mereka pelajari di pesantren. Dengan semangat menjaga tradisi, santri siap menghadapi dunia yang terus berubah tanpa kehilangan jati diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H