Lihat ke Halaman Asli

siti hapizah

Penyuluh Pertanian

PGPR: Inovasi Pertanian Organik Mudah dan Murah

Diperbarui: 9 Agustus 2023   12:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pertanian organik telah menjadi perhatian utama dalam dekade terakhir, karena semakin banyaknya kekhawatiran tentang dampak pertanian konvensional terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Pemakaian pestisida, penggunaan pupuk kimia berlebihan, dan praktik-praktik pertanian intensif telah memunculkan kekhawatiran tentang keberlanjutan sistem pertanian saat ini. Oleh karena itu, kembali ke pertanian organik telah menjadi alternatif yang semakin diperjuangkan sebagai solusi bagi banyak masalah yang dihadapi oleh pertanian modern. 

Pertanian Organik: Apa dan Mengapa?

Pertanian organik adalah metode pertanian yang berfokus pada penggunaan sumber daya alam dan siklus alami dalam budidaya tanaman dan ternak. Ini melibatkan penggunaan pupuk organik, pengendalian hama secara alami, dan menjaga kesuburan tanah melalui rotasi tanaman dan kompos. Praktik-praktik ini didesain untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, mendukung keberlanjutan jangka panjang, dan menghasilkan makanan yang lebih sehat.

Plant growth promoting rhizobacteria atau PGPR singkatan dari "Plant Growth-Promoting Rhizobacteria," yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai "Bakteri Rhizobakteri Penyubur Pertumbuhan Tanaman adalah kelompok bakteri yang berperan meningkatkan pertumbuhan tanaman. Bakteri PGRP memanfaatkan eksudat dari tumbuhan yang ditumpanginya. Meski demikian, PGPR tidak merugikan tanaman. Kehadiran bakteri ini justru bisa meningkatkan pertumbuhan tanaman (Kompas.Com 07/08/2022). 

PGPR menjadi solusi pertanian organik yang mudah dan murah bagi para petani dalam mengantisipasi saprodi yang mahal dan adanya dampak bahaya bagi lahan pertanian akibat terlalu banyak menggunakan bahan-bahan kimia.

Bagaimana cara membuat PGPR?

Bahan yang digunakan:

Cara Membuatnya:

Siapkan akar bambu sekitar 250 gram, kemudian bersihkan untuk menghilangkan tanah yang menempel pada akar. Setelah bersih, potong akar bambu kecil-kecil, kemudian akar bambu di rendam didalam air matang selama 2-4 malam untuk dijadikan starter atau biang.

Membuat media hidup dan makanan untuk bakteri yaitu dengan merebus gula merah, terasi dan air leri hingga mendidih, kemudian dinginkan sampai benar-benar dingin.

Setelah dingin, masukkan biang PGPR (air rendaman akar bambu) yang telah disaring sebanyak 1 liter kemudian  difermentasi (disimpan dalam wadah yang tertutup, pastikan tidak ada udara luar yang masuk) selama 1—2 minggu.

Buka dan kocok-kocok sehari sekali

Setelah 1-2 minggu PGPR siap digunakan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline