SIDOARJO - Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bagian integral dari proses pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPNVJT) sendiri telah menyelenggarakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Bela Negara 2021 dengan tujuan utama yaitu agar mahasiswa mampu lebih berperan dalam menangani dampak Covid-19, terutama pada pengembangan potensi pariwisata lokal dan penguatan ekonomi kreatif.
BUDIKDAMBER (Budidaya Ikan Dalam Ember) merupakan suatu sistem budidaya yang menggabungkan budidaya ikan dan bercocok tanam dalam satu tempat, waktu dan perawatan. Teknik BUDIKDAMBER dikembangkan oleh bapak Juli Nursandi S.Pi.,M.Si dari Politeknik Negeri Lampung, teknik budidaya ini dapat menjadi solusi masyarakat perkotaan yang ingin melakukan budidaya namun terhambat dengan luas lahan yang kurang.
Program BUDIKDAMBER dilakukan oleh Divisi Ketahanan Pangan Kelompok 60 yang diketuai oleh Lutfia Rima Safira di wilayah Bulusidokare dengan fokus utama berada di Panti Asuhan Ma’hadul Aitam. Pemilihan program didasarkan pada kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini. Divisi Ketahanan Pangan memandang bahwa program tepat untuk diterapkan di saat keterpurukan ekonomi masyarakat, BUDIKDAMBER tidak membutuhkan modal yang besar, mudah perawatannya, dan tidak memerlukan lahan yang luas, serta mampu menghasilkan hasil panen yang optimal.
Divisi Ketahanan Pangan mulai melaksanakan pembuatan pada hari Rabu, (14/07/2021) sesuai arahan ketua kelompok 60 Mochammad Elfitrianto yang diketahui oleh Nurul Azizah S.AB.,M.AB selaku dosen pembimbing lapangan. Jenis ikan yang digunakan untuk budidaya adalah ikan lele, sedangkan untuk tanaman adalah tanaman Kangkung dengan media tanam berupa Arang, Kapas, Gelas plastik. Alat yang digunakan hanya satu yaitu solder. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa pembuatan BUDIKDAMBER terbilang mudah dan dapat dilakukan oleh masayarakat umum.
Selain pembuatannya yang mudah, cara perawatannyapun terbilang cukup mudah. Cara pemeliharaan BUDIKDAMBER yang pertama yaitu meletakkan ember dibawah sinar matahari langsung, hal ini dapat membuat pertumbuhan kangkung dan ikan menjadi optimal. Yang kedua yaitu memberikan pakan ikan lele sebanyak 2-3 kali dengan waktu yang tetap. Kemudian yang ketiga, mengganti air dalam ember untuk sirkulasi dalam kurun waktu 10-14 hari, serta perhatikan keadaan ikan (jangan sampai ikan menggantung, maksud menggantung disini adalah posisi kepala diatas dan ekor dibawah)
Setelah melakukan perawatan terhadap BUDIKDAMBER, tibalah kepada proses yang dinantikan yaitu proses pemanenan. Untuk panen kangkung pertama dilakukan saat kangkung berusia 14-21 hari sejak tanam dengan menyisakan bagian bawah tunas untuk pertumbuhan kembali ± 4 bulan . Sedangkan untuk panen Ikan Lele dapat dilakukan pada usia ± 90 hari masa pemeliharaan dengan ukuran mencapai 15-20 cm atau ikan yang per kg berisi 7-14 ekor ikan lele.
Selasa, (27/07/2021) Divisi Ketahanan Pangan menyerahkan Unit BUDIKDAMBER kepada Panti Asuhan Ma’hadul Aitam Bulusidokare. Penyerahan tersebut mendapat tanggapan baik oleh pihak panti, Bapak Fahmi selaku pengurus panti asuhan Ma’hadul Aitam memberikan ulasan baik atas pembentukan program BUDIKDAMBER.
“Bagus karena ikan lele lebih durable (Tahan Lama) dan mudah perawatannya. Kemudian untuk penempatan budidaya diember dapat memudahkan proses pemindahan tempat dan hemat tempat. Serta adanya kran air disisi samping ember dapat memudahkan pembersihan(pengurasan air). Harapan saya adalah supervisi untuk ternaknya, dan pihak kkn sesekali mengawasi” Ujar beliau
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H