Abstrak
Di era globalisasi seprti ini akan menimbulkan dampak positif dan negative. Dampak positifnya terbukanya berbagai kemudahan dan kenyamanan, baik dalam lingkungan ekonomi, informasi, teknologi, sosial maupun psikologi. Sedangkan dampak negatifnya yaitu dislokasi, dehumanisasi, sekularisasi, dan sebagainya.
Kebanyakan orang mungkin sepakat bahwa dalam era globalisasi seperti ini, keutuhan manusia tetap ingin di pelihara dengan baik, dan ilmu pengetahuan sosial diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif yang strategis bagi pengembangan manusia yang ada di Indonesia seutuhnya pada era globalisasi tersebut.
Walaupun demikian , ilmu pengetahuan sosial yang ada saat ini dinilai sudah mulai kuwalahan atau hamper gagal dalam berperan dalam memberikan kerangka pemecahan masalah sosial yang timbul di era globalisasi ini. Tulisan ini berusaha menjelaskan hubungan antara ilmu pengetahuan sosial dengan agama dan dalam tulisan ini juga membahas tentang ilmu pengetahuan sosial yang tepat untuk diterapkan di era globalisasi seperti ini.
Kata Kunci: Hubungan, ilmu pengetahuan sosial, agama.
PENDAHULUAN
Islam memandang ilmu pengetahuan dengan sangat positif. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pertentangan antara ilmu pengetahuan dengan agama. Begitupun dengan hubungan ilmu pengetahuan sosial dengan agama. Namun, ilmu pengetahuan sosial yang ada sekarang dianggap, kurang mampu mengatasi permasalahan sosial yang timbul di era globalisasi. Hal tersebut dikarenakan dasar-dasar dan prinsip-prinsip yang dijadikan landasan dalam ilmu pengetahuan sosial tersebut berasal dari filsafat Barat yang bertumpu pada logika rasional dan cara berpikir empirik.
Salah satu upaya untuk mengatasi kebuntuan dari ilmu pengetahuan sosial yang sedperti itu, agama diharapkan dapat memberikan arahan dan perspektif baru, sehingga kehadiran agama tersebut dapat terasa manfaatnya oleh para penganut agama. Akan tetapi hal yang demikian membawa kita pada suatu pertanyaan tentang bagaimanakah seharusnya agama itu ditampilkan; dan bagaimanakah sikap yang harus ditampilkan oleh kalangan agamawan.
Berbeda dengan pemikiran diatas, tulisan ini berusaha mengemukakan pandangan ajaran Islam tentang kepeduliannya terhadap permaslahan sosial, pandangan ajaran Islam terhadap ilmu pengetahuan sosial, dan sumbangan serta peran yang dapan dilakukan kaum agamawan terhadap ilmuan sosial; dan begitupun sebaliknya sumbangan serta peran yang dapat dilakukan kaum ilmuan terhadap kaum agamawan.
A. Pandangan Agama Islam Tentang Ilmu Sosial
Sejak belasan abad yang lalu, Islam telah dating sebagai agama yang memberi perhatian pada keseimbangan hidup di dunia dan akhirat. Antara urusan ibadah dan urusan muamalah, hubungan antara manusia dengan Tuhan nya, dan hubungan antara manusia dengan manusia itu sendiri.
Kemudian, ketika kita membandingkan antara perhatian Islam terhadap urusan ibadah dengan urusan muamalah, ternyata Islam lebih menekankan urusan muamalah dibandingkan urusan ibadah dalam arti khusus. Islam lebih memperhatikan hubungan sosial dibandingkan kehidupan ritual. Dalam arti yang luas Islam merupakan agama yang menjadikan seluruh bumi sebagai tempat mengabdi kepada Allah. Namun pada arti yang lebih khusus muamalah jauh lebih luas dibandingkan ibadah.
Hubungan agama dengan kehidupan sosial manusia sebagaimana yang telah tersebut di atas menjadi penting ketika dikaitkan dengan situasi kemanusiaan di masa modern ini. Dewasa ini kita telah mengetahui bahwa manusia menghadapi berbagai macam permasalahan yang benar-benar membutuhkan pemecahan segera. Terkadang kita merasa bahwa situasi yang penuh dengan permasalahan di dunia modern justru disebabkan oleh perkembangan pemikiran manusia itu sendiri.
Sesungguhnya di balik kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia modern menyimpan suatu potensi yang dapat menghancurkan martabat manusia. Di masa modern ini manusia telah berhasil membangun peradapan yang maju untuk dirinya sendiri, namun pada saat yang sama, kita juga mengetahui bahwa umat manusia telah jadi tawanan dari hasil pemikiran dan ciptaannya itu sendiri.
Semenjak manusia memasuki zaman modern mereka mampu mengembangkan potensi-potensi rasionalnya, dan mereka membebaskan diri dari belenggu pemikiran mistis yang irrasional, serta belenggu pemikiran hukum alam yang sangat mengikat kebebasan manusia. Tetapi kenyataannya di masa modern ini manusia tak mampu melepaskan diri dari jenis belenggu lain, yaitu penyembahan kepada hasil ciptaan dirinya sendiri.