Jakarta dalam Lembar Sepi
Di atas aspal hitam, sunyi menyapa,
Jakarta tertidur, dalam sepi senja.
Tol yang biasanya ramai, kini sepi tanpa cela,
Hanya angin berbisik, membawa cerita.
Cahaya lampu kota, redup dan samar,
Menyisakan bayangan, di tengah malam.
Gedung-gedung pencakar langit, berdiri tegak,
Menyaksikan kesunyian, yang tak terlupakan.
Mobil-mobil berlalu, dengan kecepatan rendah,
Mencari tujuan, di tengah sepi yang mendalam.
Suara mesin berdengung, irama yang menenangkan,
Menyatu dengan angin, yang berhembus pelan.
Jakarta tertidur, dalam sepi yang damai,
Menunggu pagi datang, dengan sinar mentari.
Tol yang sunyi, menyimpan cerita,
Tentang kota yang tak pernah tidur, tapi kini terlena.
Jembatan gantung, melengkung di atas sungai,
Terlihat begitu sunyi, dalam kegelapan malam ini.
Cahaya bulan memantul, di permukaan air yang tenang,
Menciptakan keindahan, yang tak tergantikan.
Sopir bis beristirahat, di bawah pohon rindang,
Menunggu fajar tiba, dengan harapan yang mengembang.
Kota Jakarta, dalam tidurnya, memberikan ketenangan,
Sejenak melupakan, hiruk pikuk kehidupan.
Pagi akan datang, membawa sinar mentari,
Jakarta akan bangun, dengan semangat baru lagi.
Tol yang sunyi, akan kembali ramai,
Dengan kendaraan berlalu lalang, tak kenal letih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H