Memasak, selain menjadi aktivitas sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, ternyata menyimpan makna yang lebih dalam dalam konteks psikologi. Banyak penelitian menunjukkan bahwa memasak memiliki dampak positif terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan kita.
Memasak adalah proses mengolah bahan makanan mentah menjadi makanan siap santap. Proses ini melibatkan berbagai teknik seperti mengiris, mencampur, memanaskan, dan membumbui. Tujuan memasak adalah membuat makanan lebih lezat, mudah dicerna, dan aman untuk dikonsumsi.
Kita memasak mempunyai beberapa manfaat diantaranya:
Memasak sering dianggap sebagai bentuk terapi. Prosesnya yang melibatkan konsentrasi, kreativitas, dan kepuasan saat melihat hasil akhir dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan. Proses memasak yang melibatkan fokus pada tugas dapat membantu mengalihkan pikiran dari sumber stres. Beberapa terapis bahkan menggunakan memasak sebagai alat untuk membantu klien mengatasi berbagai masalah psikologis, seperti: gangguan makan, depresi, dan kecemasan.
Memasak bersama orang lain dapat memperkuat ikatan sosial dan meningkatkan rasa kebersamaan.
Memasak mampu menciptakan hidangan yang lezat dapat meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri seseorang.
Proses memasak mendorong kita untuk fokus pada saat ini dan menikmati setiap langkahnya, yang merupakan salah satu aspek penting dari mindfulness.
Memasak memberikan kita rasa kontrol atas apa yang kita makan dan bagaimana kita makan.
Memasak adalah bentuk seni. Melalui pemilihan bahan dan teknik memasak, kita dapat mengekspresikan diri dan kreativitas kita.
Memasak dapat meningkatkan mood. Aroma makanan yang sedang dimasak dan rasa puas setelah menyantap hidangan buatan sendiri dapat meningkatkan suasana hati.