Hujan rintik, menetes di kaca,
Menyapa hati yang pilu terluka.
Bayangmu hadir, dalam setiap tetes,
Menyisakan kenangan, yang tak terlupa.
Senyummu dulu, bagai mentari pagi,
Menghangatkan jiwa, yang dingin dan sepi.
Kini hanya bayangan, yang terukir di hati,
Menyisakan luka, yang tak kunjung sembuh lagi.
Langkahku terhenti, di ujung jalan,
Menatap langit, yang kelabu dan suram.