Apa sajakah nilai budaya yang terkandung dalam macapat?
Informasi tentang nilai budaya yang disajikan tentang Macapat menceritakan tentang kisah masa lampau seperti kejadian bumi, para tokoh besar, dan juga tentang tata cara hidup sebagai manusia sosial, spiritual, dan dalam keluarga. Informasi pada kolom nilai budaya yang disajikan mendeskripsikan nilai budaya tetapi masih perlu digali dari deskripsi dari macapat yang dimaksud di desa daerah Lombok itu. Selain itu karena macapat kemudian ada di Nusa Tenggara Barat, alangkah baiknya jika diungkapkan perbedaan atau kesamaan nilai dari macapat di daerah di Jawa sehingga masyarakat memperoleh pengetahuan tentang potensi budaya tersebut dengan lebih baik.
Sepengetahuan saya yang pernah meneliti tentang Macapat di Cilacap bahwa syair dari macapat memuat nilai-nilai kehidupan, misalnya keseimbangan alam. Macapat memuat nilai yang berorientasi dalam banyak hubungan orientasi nilai seperti yang disampaikan oleh Kluckhohn dan Djamaris (dalam Ayuningtyas, 2015) bahwa ada beberapa kajian tentang nilai budaya yaitu 1) nilai kebudayaan hubungan manusia dengan Tuhan, 2) nilai kebudayaan hubungan manusia dengan alam, 3) nilai kebudayaan hubungan manusia dengan masyarakat, 4) nilai kebudayaan hubungan manusia dengan sesama atau orang lain, dan 5) nilai kebudayaan hubungan manusia dengan dirinya sendiri.
Nilai umumnya terkandung dalam makna dari isi macapat yang dikidungkan, seperti yang diungkapkan oleh Zahra (2018) bahwa tembang macapat maskumbang menceritakan tahap pertama dalam perjalanan hidup manusia bahwa manusia sebenarnya tidak berdaya sehingga harus senantiasa berserah diri pada Tuhan Sang Maha Pencipta. Tembang macapat maskumambang banyak berisi nasehat kepada seorang anak agar selalu berbakti kepada orang tua. Tembang mijil di atas menceritakan bagaimana seharusnya menjadi sosok manusia yang baik. Kita harus memiliki sopan, santun, menjaga perkataan dan perbuatan, serta bertindak dengan adil. Selain itu, juga harus cakap atau pintar, rendah hati, dan juga ramah (Zahra, 2018).
Tembang macapat sinom menggambarkan arti pentingnya masa muda. Para pemuda biasanya memiliki semangat dan tenaga yang cukup besar. Tugas para pemuda adalah menuntut ilmu untuk menjadi bekal kehidupan dan berkarya. Dalam tembang macapat sinom, pemuda digambarkan dengan gagah perkasa, sakti, danbijaksana. Tembang macapat sinom berisi nasihat, rasa persahabatan, dan keramahtahamahan (Zahra, 2018).
Tembang kinanti mengisahkan kehidupan seorang anak yang membutuhkan tuntunan untuk menuju jalan yang benar. Tuntunan itu dapat berupa norma agama, adat istiadat, serta bimbingan dariguru dan orang tua agar dapat meraih kebahagiaan dan keselamatan dalam kehidupannya. Tembang kinanti menggambarkan perasaan senang dan kasih sayang. Tembang kinanti digunakan untukmenyampaikan suatu cerita yang berisi nasihat yang baik serta kasih sayang (Zahra, 2018).
Tembang asrmaradana ini mengisahkan perjalanan hidupmanusia yang berada pada tahap memadu cinta kasih dengan pasangan hidupnya. Selain itu, juga dikisahkan cinta pada alam semesta dan cinta kepada Tuhan Yang Mahakuasa (Zahra, 2018).
Tembang gambuh menggambarkan keselarasan dan sikap bijaksana. Bijaksana adalah dapat menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya. Gambuh digunakan untuk menyampaikan cerita dan nasihat kehidupan, seperti rasa persaudaraan, toleransi, dan kebersamaan (Zahra, 2018).
Tembang macapat dhandhanggula memiliki makna 'berharap sesuatu yang manis' atau 'mengharapkan yang indah'. Angan-angan yang indah biasanya dapat dicapai setelah melalui perjuangan dan pengorbanan (Zahra, 2018).
Tembang durma mengandung nilai berhati-hati atau nasehat agar berhati-hati dalam meniti kehidupan (Zahra, 2018). Tembang pangkur sebagai pitutur (nasehat) yang disampaikan dengan kasih sayang. Nasehat itu menggambarkan kehidupan yang seharusnya menjauhi berbagai hawa nafsu dan angkara murka. Dalam memberi nasehat, harus dipilih kata-kata Pangkur Masa Tua yang bijak agar dapat lebih mudah diterima (Zahra, 2018).
Tembang megatruh berisi nasehat agar setiap orang mempersiapkan diri menuju alam baka yang kekal dan abadi. Tembang ini biasanya digunakan untuk menggambarkan rasa penyesalan, duka cita, atau kesedihan (Zahra, 2018).