ANTISIPASI PENYEBARAN HOAKS JELANG PEMILU 2024 DILIHAT DARI SUDUT PANDANG FILSAFAT ILMU
Latar Belakang
Dalam menghadapi penyebaran hoaks menjelang Pemilu 2024, pada sudut pandang aksiologi menekan kebutuhan penilaian nilai dalam menyebarkan dan mengonsumsi informasi politik. Masyarakat harus bisa untuk memahami dampak etis dari tindakan untuk memegang teguh nilai-nilai kejujuran, integritas, tanggung jawab sosial, dan toleransi. Penyebaran hoaks saat kampanye di sosial media menjadi permasalahan yang cukup rumit selama Pemilu karena akan menurunkan kredibilitas dan menyerang nilai Demokrasi, sehingga stakeholders perlu membangun solusi inovatif untuk mencegah dan mengatasinya.
Mengantisipasi penyebaran hoaks menjelang Pemilu 2024 diperlukan pemahaman tentang cara masyarakat mendapatkan, memahami, dan memverifikasi informasi. Memberikan pemahaman dialog dan diskusi kritis dapat membentuk epistemologi sosial yang lebih kuat. Dari sudut pandang epistemologi, antisipasi penyebaran hoaks melibatkan kepercayaan pada sumber pengetahuan yang dapat dijustifikasi, memberdayakan masyarakat untuk memverifikasi informasi, serta mengakui sifat konstruksi sosial pengetahuan. Penyelenggara Pemilu dan seluruh stakeholder dapat ikut serta dalam penanganan hoaks di setiap tahapan Pemilu dengan melaksanakan sosialisasi, pendidikan, pemilihan serta pengawasan dan evaluasi secara berkelanjutan.
Landasan Teori
1. Agenda Setting
Teori agenda setting adalah teori yang mempelajari cara media massa mempengaruhi persepsi dari masyarakat dan menetapkan agenda publik. Asumsi dasar teori ini adalah bahwa media mempunyai kemampuan mentransfer isu untuk memengaruhi agenda publik Teori agenda setting dalam konteks hoaks pemilu mengacu pada gagasan bahwa media massa dan media sosial dapat memengaruhi agenda publik dan opini masyarakat terkait isu-isu politik, termasuk hoaks dalam pemilu.
2. Spiral of silence
Menurut teori Spiral Keheningan Spiral of Silence, orang cenderung menahan diri untuk menyatakan pendapat pribadi mereka yang bertentangan dengan pendapat mayoritas karena mereka takut akan terisolasi atau terpisah dari orang lain. Teori ini menjelaskan bagaimana pendapat seseorang dapat sangat dipengaruhi oleh pandangan mayoritas. Pencetus teori ini, Noelle-Neumann, menjelaskan bahwa ketakutan akan terisolasi menentukan apakah seseorang akan berbicara secara terbuka. Media massa, komunikasi antar-pribadi, jalinan interaksi sosial, dan persepsi fenomena atau kecenderungan pendapat adalah empat komponen utama teori ini (Putri, 2021).
Landasan Konsep