Dalam era keuangan global yang terus berkembang, tantangan utama yang dihadapi oleh Institusi Keuangan Islam (IFI) adalah memastikan kontrol internal yang kuat sambil mematuhi prinsip keuangan Islam yang murni. Dua perspektif yang sangat penting dalam memahami kompleksitas ini adalah sudut pandang individu, terutama mereka yang berpegang teguh pada nilai-nilai Islam, dan prinsip keuangan Islam yang menekankan kepatuhan terhadap hukum-hukum ekonomi Islam yang khas.
Sudut Pandang Individu:
Sebagai individu yang mengikuti ajaran Islam, penting untuk menyikapi dengan bijak penggunaan Kerangka Kontrol Internal COSO dalam IFI. Terlepas dari kekhawatiran bahwa kerangka ini mungkin memperkenalkan aspek-aspek non-Islami dalam praktik keuangan, ada juga pemahaman bahwa kontrol internal yang kuat dapat meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip keuangan Islam. Dalam hal ini, implementasi praktik terbaik harus mempertimbangkan nilai-nilai etika dan hukum Islam secara mendalam, menjadikannya sebagai alat untuk memastikan kepatuhan yang tepat.
Prinsip Keuangan Islam:
Dari perspektif prinsip keuangan Islam, implementasi Kerangka COSO atau kerangka sejenis harus senantiasa dipandu oleh prinsip-prinsip yang mendasari ekonomi Islam. Hal ini mencakup larangan riba, prinsip keadilan dalam distribusi kekayaan, dan larangan spekulasi yang dapat merugikan masyarakat. Praktik terbaik yang diadopsi dalam kontrol internal harus selaras dengan prinsip-prinsip keuangan Islam dan mengedepankan nilai-nilai etika yang mendorong transparansi dan integritas.
Integrasi Praktik Terbaik:
Implementasi praktik terbaik dalam kontrol internal, seperti yang disarankan oleh AAOIFI dan dipertimbangkan dalam riset ini, seharusnya tidak hanya memenuhi persyaratan peraturan, tetapi juga merujuk pada prinsip-prinsip keuangan Islam. Ini berarti pengembangan Sistem Pengelolaan Shar'ah yang kuat dan kontrol internal yang ketat, yang tidak hanya mendukung efisiensi operasional tetapi juga memastikan kepatuhan penuh terhadap hukum-hukum Islam. Integrasi praktik terbaik dalam kontrol internal adalah langkah penting menuju menciptakan sistem keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
Dialog dan Refleksi Terus-Menerus:
Penting untuk memahami bahwa implementasi praktik terbaik dan kontrol internal bukanlah tujuan akhir, tetapi merupakan sarana untuk mencapai kepatuhan yang lebih besar terhadap prinsip-prinsip keuangan Islam. Dialog terus-menerus dengan para cendekiawan dan otoritas keuangan Islam diperlukan untuk memastikan bahwa setiap tindakan dan kebijakan yang diambil sejalan dengan nilai-nilai etika dan prinsip keuangan Islam. Refleksi terus-menerus terhadap praktik keuangan dan kontrol internal dapat membantu menjaga keseimbangan yang tepat antara efisiensi operasional dan kepatuhan terhadap hukum Islam.
Pentingnya Mencapai Keseimbangan:
Dalam mengintegrasikan Kerangka COSO ke dalam praktik keuangan Islam, penting untuk mencapai keseimbangan yang tepat. Kerangka tersebut dapat menjadi alat yang efektif untuk memperkuat kontrol internal dan manajemen risiko, asalkan digunakan dengan itikad baik dan diterapkan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip keuangan Islam. Menciptakan kebijakan yang sesuai dengan hukum Islam tanpa mengorbankan efektivitas operasional adalah tantangan, tetapi juga merupakan peluang untuk menunjukkan bahwa praktik terbaik dan kontrol internal dapat diarahkan untuk mencapai tujuan yang lebih besar, yaitu memberikan manfaat positif bagi masyarakat.