Lihat ke Halaman Asli

S. Kholipah

Sedang belajar menulis

Jangan Dibicarakan, Jangan Dibahas, Jangan Diganggu: Review Novel Sesuk

Diperbarui: 24 November 2022   12:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Novel sesuk adalah buku kesekian karya tere liye. Jumlah halamannya sebanyak 329 halaman. Bagi yang sudah terbiasa membaca novel mungkin bisa menyelesaikan buku itu kurang dari 24 jam. Seperti yang sudah kita tahu, membaca buku fiksi dapat diselesaikan lebih cepat daripada membaca buku non fiksi.

Ketika saya membaca sinopsis novel Sesuk, saya mengira tere liye menulis novel horor karena sinopsisnya terkesan horor, tapi rasanya tidak mungkin sekali penulis tere liye membuat cerita horor, seperti sebuah kemustahilan.

Setelah saya membaca chapter awal dugaan saya semakin menguat bahwa ini memang cerita horor, tapi otak saya tetap melawan, mengatakan tidak mungkin tere liye menulis cerita horor. Sangat tidak mungkin. Dan setelah membaca sampai selesai ternyata memang bukan cerita tentang hantu. Semua kejadian yang terkesan aneh di dunia ini bisa dijelaskan dengan sains.

Banyak nilai kehidupan yang bisa kita dapatkan lewat membaca novel sesuk. Beberapa karakter tokoh yang ada di dalam novel ini bisa kita temukan disekitar kita, terutama tokoh yang menjadi orang tua tokoh utama. Kita semua tahu bahwa karakter atau sifat orang tua sangat berpengaruh untuk pertumbuhan karakter sang anak. Maka bukan hal aneh lagi jika ada seorang anak yang memiliki karakter buruk karena berasal dari orang tuanya.

Menjadi orang tua memang bukan hal yang mudah, atau bisa dikatakan menjadi orang tau itu sangat susah. Banyak anak yang kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang berujung menjadi anak yang tidak baik, seperti yang ada di dalam cerita novel ini. Dikisahkan ada anak yang kurang mendapatkan perhatian kedua orang tuanya dan berujung menjadi pemberontak bahkan berani mencelakai keluarganya sendiri. Walaupun tidak semua anak seperti itu, tapi sangat jarang sekali ada anak yang dapat berpikiran dewasa ketika berada dalam kondisi kekurangan kasih sayang dan perhatian.

Saya menikmati membaca novel ini, saya merasa kagum dengan tokoh yang utama yang bernama Gadis, terutama keberanian yang dia miliki. Kalau saya menjadi Gadis, entahlah, apakah saya akan seberani dia.

Menurut saya buku ini sangat bagus, saya memberikan rating 4,8. Buku ini cocok dibaca untuk anak yang akan beranjak remaja atau orang dewasa sekalipun. Banyak nilai kehidupan yang dapat membangun karakter baik pada anak-anak, terutama untuk yang akan menjadi orang tua di masa depan nanti atau yang saat ini sudah menjadi orang tua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline