Sudah menjadi rahasia umum bagaimana dampak negatif rokok terhadap kesehatan, baik bagi perokok sendiri maupun orang yang menghirup asapnya. Di dalam kemasan rokok pun terdapat tulisan pemberitahuan risiko yang akan didapatkan oleh si perokok. Tapi alih-alih perokok takut atau khawatir mereka malah seperti orang yang tidak bisa baca, tidak mengacuhkan risiko tersebut.
Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) jumlah perokok di Indonesia semakin meningkat, prevalensinya mencapai 33,8 persen atau sekitar 65,7 juta penduduk Indonesia adalah perokok, terutama pada populasi usia 10-18 tahun. Fakta tersebut menjadikan Indonesia berada diuratan ketiga sebagai negara dengan jumlah perokok tertinggi di dunia.
Dampak negatif merokok bukan hanya pada tubuh manusia, merokok juga berdampak negatif terhadap pengeluaran finansial. Pengeluaran rokok 6 kali lebih banyak dari pengeluaran untuk pendidikan, bahkan mengalahkan pengeluaran untuk ikan, daging, sayur dan susu.
Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) menyatakan bahwa konsumsi daging dan telur penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Terutama jika di bandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand.
Mirisnya lagi, kebanyakan yang mengonsumsi rokok adalah masyarakat kalangan bawah, yang seharusnya uang untuk dibelikan makanan 4 sehat 5 sempurna, malah dibelikan untuk membeli rokok. Hal tersebut secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia, bisa jadi suatu saat nanti rokok akan menjadi kebutuhan primer dan bisa masuk daftar 4 sehat 5 sempurna.
Rokok memang ada dampak positifnya tapi jika dibandingkan dengan dampak negatif, maka jauh lebih banyak dampak negatif dari pada positif. Jika semisalnya dampak positif rokok ada dua maka dampak negatifnya ada delapan.
Walaupun kandungan Nikotin dalam Rokok memberikan beberapa manfaat untuk penyakit tetapi data yang tersedia masih spekulatif dan tidak cukup kuat untuk menarik kesimpulan bahwa merokok itu baik. Dan jika rokok bisa menghilangkan rasa setres, perlu di garis bawahi bahwa itu hanya sementara, dan jika alasan merokok hanya untuk menghilangkan setres sebaiknya jangan, karena banyak sekali cara untuk menghilangkan setres. Tidak hanya dengan merokok saja.
Dan perlu diketahui bahwa bahaya Rokok bukan hanya pada kesehatan dan pengeluaran finansial tetapi juga terhadap lingkungan. Sudah jelas sekali asap rokok bisa mencemari udara dan penurunan kualitas udara, belum lagi puntung rokok yang sulit diurai.
Di dalam pentung rokok terdapat ribuan serat selulosa saetat yang membutuhkan waktu lama untuk terurai, walaupun pengaruhnya tidak terlalu signifikan tetapi jika sampah petung rokok dibiarakan begitu saja maka itu akan merusak lingkungan hidup. Jadi, lebih baik tidak disepelekan.
Setelah kita mengetahui dampak rokok terhadap kesehatan, pengeluaran finansial dan lingkungan, apakah yang masih merokok ingin tetap melanjutkan merokoknya? Itu pilihan diri masing-masing, tetapi alangkah baiknya jika mulailah sedikit demi sedikit mengurangi konsumsi rokok. Memang akan sulit sekali untuk berhenti merokok apalagi yang sudah kecanduan. Tetapi tenang saja, jika bersungguh-sungguh ingin berhenti merokok maka banyak sekali cara untuk memberhentikannya.
Banyak sekali artikel yang membahas cara untuk berhenti merokok, asalkan ada keinginan kuat untuk berhenti, maka yakinlah perlahan-lahan yang sudah kecanduan rokok akan bisa berhenti merokok.