Lihat ke Halaman Asli

Menjadi Generasi Revolusioner

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1377661250997850229

Akhir-akhir ini marak beredar kabar dari negeri Indonesia yang memancing amarah dan tangisan penduduknya. Peristiwa silih berganti bagai musim buah yang selalu siap dipanen. Bukan suatu skenario melainkan memang masalah-masalah bangsa ini yang muncul tanpa transparansi penyelesaian yang jelas dan tuntas. Sayangnya, problematika bangsa Indonesia bersumber dari berbagai sektor sehingga terlalu kompleks dan rumit untuk meluruskan benang-benang merah tersebut. Media massa menceritakan kepada publik berbagai kisah-kisah hitam yang dilakukan oleh oknum-oknum “abdi negara” maupun masyarakat pribumi lainnya. Mulai dari tingkat kompleksitas yang sederhana hingga dongeng-dongeng kisah yang tak diketahui kelanjutannya. Kemerosotan moral, kehilangan jati diri bangsa, kurangnya kesejahteraan, melemahnya kepercayaan kepada pelayan masyarakat, bahkan masih adanya diskriminasi di tengah perayaan kemerdekaan Indonesia. Saya pribadi merasa sedih mengetahui ironi sang Ibu Pertiwi, terlebih lagi saya hanya bisa menyaksikan, tidak berkontribusi. Kalau sudah seperti ini, siapa yang patut disalahkan? Pemegang amanah rakyat yang telah lalai atau kita yang apatis dengan kondisi bangsa? *retoris saja* Nasi sudah menjadi bubur, tinggal bagaimana bubur itu diolah menjadi bubur yang memiliki nilai mahal dengan peningkatan kualitas cita rasanya. Mengolah bubur itulah tugas kita sebagai generasi penerus :) Harus diakui bahwa putera-puteri bangsa Indonesia juga tidak sedikit yang memiliki potensi prestatif hingga berkompetisi di arena Internasional. Mulai dari bocah-bocah yang masih di bangku Sekolah Dasar, hingga tingkat pendidikan yang lebih tinggi lainnya. Bagaimana dengan kita? Prestasi apakah yang sudah kita berikan? Jika belum, tak perlu khawatir, apalagi rendah diri! Menjadi pribadi yang bermanfaat tidak hanya melalui prestasi-prestasi besar tetapi bisa dimulai dengan berkontribusi dari hal yang sangat sederhana. -  Tanamkan sejak dini jiwa sosial agar senang berinteraksi dengan sesama dan peduli dengan lingkungan sekitar -  Bergabung dalam suatu organisasi positif akan menumbuuhkan dan mengembangkan berbagai soft-skill yang tidak dapat diperoleh dari kurikulum bangku pendidikan - Berpikir terbuka agar mau dan mampu belajar dari banyak orang dan peristiwa sehingga kapasitas diri pun meningkat - Saling mengingatkan, memotivasi, dan mendoakan agar kita mencapai keberkahan dan kesuksesan bersama Menurut Pak Karno, Presiden Pertama Republik Indonesia, menyatakan, “Beri aku 1.000 orang dan dengan mereka aku akan menggerakkan Gunung Semeru. Beri aku 10 pemuda yang membara cintanya kepada Tanah Air dan aku akan mengguncang dunia!” Orang yang mampu merubah dunia adalah mereka yang bisa merubah dirinya sendiri. Keberhasilan terbesar tidak datang tiba-tiba, melainkan dimulai dari hal-hal sederhana yang dilakukan secara konsisten disertai keikhlasan. *daleemm >.< Apabila kita mampu menjadi pribadi yang lebih baik maka kita akan memberikan keteladanan. Keteladanan merupakan pendekatan yang penting dalam membangun semangat dan dukungan masyarakat sehingga dapat mewujudkan capacity building dalam kehidupan. Parameter keberhasilan membentuk capacity building adalah ketika setiap komponen masyarakat bergerak sehingga kita mampu bersama-sama berkontribusi dalam pembangunan dan pengembangan berbagai sektor di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Meskipun kita merasa belum melakukan apapun, setidaknya kita sudah membuka mata dan hati untuk menyadari serta berusaha memperbaiki diri agar mampu menjadi generasi revolusioner.. Insya Allaah Mohon maaf, bukan bermaksud menggurui, hanya saling berbagi. Tulisan ini tidak berarti saya telah banyak berkontribusi bagi negeri, tetapi sengaja saya uraikan di sini agar menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas tulisan sendiri ! Mari kita saling mengingatkan, “Lakukanlah sesuai batas kemampuan mu.. tetapi jangan pernah membatasi kemampuan mu.” “Jadilah engkau orang yang kehadirannya diharapkan, suaranya didengar, kebaikannya ditiru, dan gagasannya dilanjutkan. Jadilah kita generasi revolusioner.” aamiin Semarang, 28 Agustus 2013 oleh @Sitha_HaMe

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline