Lihat ke Halaman Asli

Prakasita Nindyaswari

TERVERIFIKASI

Gula Jawa

Kepada Kamu, Anak Muda yang Apatis dengan Politik

Diperbarui: 16 Februari 2019   18:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

"Gue gak merasa perlu untuk peduli dengan politik karena hidup gue gini-gini aja"- anak muda.

Mendekati pemilihan presiden April nanti, saya cukup dibikin gerah oleh orang-orang yang posting gambar-gambar dan kata-kata yang bisa memancing permusuhan demi mendukung calon Presidennya masing-masing. 

Sedangkan, banyak orang-orang yang punya posisi netral dan berpikir logis kerap memilih diam dan hanya memantau ramainya orang saling berdebat di sosial media sembari mungkin sesekali tertawa dalam hati. 

Saat ini, memang banyak anak muda yang mulai peduli terhadap politik. Mudahnya, ada dua tipe yakni anak muda yang pedulinya on-off dan memang ada yang memang selalu peduli terhadap politik. Tipe pertama biasanya hanya peduli di momen-momen tertentu dan lebih karena terbawa suasana. Jika ada pemberitaan yang menarik, maka dia baru akan mengikuti. Tipe kedua biasanya bukan karena terbawa suasana tapi karena memang sudah tergerak sendiri untuk peduli politik karena ada isu-isu yang terus menjadi perhatiannya. 

Saya tipe apa ya? Hm, tampaknya tipe kedua. Saya gak akan membahas hal yang rumit untuk dicerna, tapi di sini saya akan mengajak dengan Bahasa yang se-simpel mungkin, bagaimana cara agar anak muda peduli dengan politik. Mengapa saya berfokus pada anak muda? Ha ha. Karena bagaimanapun juga, masa depan negara ini berada di tangan muda-mudinya. 

Sebelum bicara lebih jauh, mungkin saya akan sedikit jelaskan kenapa kita perlu peduli dengan politik. Negara ini kan demokrasi di mana warga sesungguhnya adalah aktor utama dalam keputusan politik. Kita tidak hanya sekadar mendukung keputusan yang sudah dibuat oleh pemimpin, tapi semestinya kita terlibat dalam pembuatan keputusan, penilaian, sampai dengan turut serta dalam pelaksanaan keputusan. 

Bisa dibayangkan jika banyak anak muda yang apatis, keputusan yang dibuat oleh pemimpin bisa jadi hanya menguntungkan para pemimpin, bukan untuk kepentingan nasional. Karena apa? karena kita gak peduli, gak mau mengerti, gak mau mengawasi. Sedihnya lagi, anak muda yang apatis ini banyak yang sebenarnya berpendidikan tinggi dan memiliki pekerjaan baik. Merasa gak punya banyak waktu untuk mengurusi politik. Padahal, mereka ini yang sebenarnya harapan. 

Peduli terhadap politik bukan berarti kamu harus memperhatikan segala aspek seperti ekonomi, budaya, kesehatan, lingkungan, investasi, dan lain-lain. Mari kita logis saja. Kita sebagai manusia biasa tidak mungkin tertarik dengan segala hal, namun saya cukup meyakini bahwa selalu ada satu hal yang menarik minat kita. Saya contohnya, tertarik dengan bidang seni budaya. 

Maka tentunya saya memantau dan mengikuti apa saja sih kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang seni budaya atau apa sih yang menjadi visi-misi calon Presiden kita untuk dalam bidang seni budaya, apa aja sih pencapaian-pencapaian pemerintah kita di bidang seni budaya. Tidak hanya itu, saya pun turut berpartisipasi semampu saya dalam hal menjaga, melestarikan, dan memperkenalkan budaya Indonesia. 

Teman saya yang pecinta alam, saya seringkali melihat dia berbagi mengenai kebijakan-kebijakan pemerintah dalam hal cagar alam, hutan, gunung, sungai dan laut. Dia pun kritis terhadap kebijakan yang kurang baik. 

Namun, dia tidak hanya sekadar memantau dan mengkritisi tetapi juga aktif untuk berpartisipasi semampunya dalam hal pelestarian lingkungan dengan bergabung dengan beberapa komunitas pecinta alam. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline