[caption id="attachment_225148" align="aligncenter" width="400" caption="dok. IDCC"][/caption]
Momen Kompasianival Sabtu lalu masih membekas pada semua Kompasianers yang hadir saat itu. Beragam komunitas hadir disana dengan segala kegiatan-kegiatannya yang menginspirasi kita semua. Salah satu komunitas yang turut andil berpartisipasi dalam momen Kompasianival 2012 yang sangat menginspirasi adalah komunitas Indonesian Disabled Care Community (IDCC). Mungkin ada beberapa Kompasianers yang belum sempat mampir ke booth IDCC dan juga Kompasianers yang tidak bisa datang ke acara Kompasianial Sabtu lalu, yang belum mengetahui apa sih sebenarnya IDCC dan kegiatan-kegiatannya. Saya kebetulan sempat mampir kesana, dan berbincang-bincang dengan dua orang penderita disabilitas, yaitu Habibie dan Hanam, dan juga ketua dari komunitas ini, Nurkholis Ainunnajib.
Indonesian Disabled Care Community itu adalah sebuah komunitas berprinsip kolaborasi antara penyandang disabilitas dan non-penyandang disabilitas. Jadi, konsepnya adalah 'saling melengkapi'. Yang non-penyandang belajar dari yang penyandang, dan yang penyandang akan diberikan semangat dan dukungan untuk berkembang. Komunitas ini terbentuk dari keprihatinan para penggagas atas banyaknya komunitas disabilitas yang masih terpisah-pisah dengan anggota hanya dari penyandang disabilitas tertentu (eksklusif). Jadi misalnya nih, yang tuna rungu ya sama yang tuna rungu saja, yang tuna netra sama yang tuna netra saja. Nah, di IDCC ini, semua penyandang disabilitas dengan latar belakang apapun akan digabung dalam satu wadah. Komunitas ini dideklarasikan pada tanggal 3 Desember 2011, bertepatan dengan Hari Internasional Penyandang Disabilitas. IDCC ini digagas oleh pemerhati dan penyandang disabilitas. Mahasiswa, pekerja sosial, pengusaha, orang tua penyandang disabilitas, dan penyandang disabilitasnya menjadi satu untuk membuat sebuah gerakan kepedulian dan pendidikan demi terciptanya masyarakat yang inklusif. FYI, para sukarelawan yang bergabung dalam komunitas ini dibekali beberapa hal terutama dalam hal membangun komunikasi dengan para penyandang disabilitas, salah satunya adalah, belajar bahasa isyarat dan juga motivasi pengembangan diri. Oh, iya. Komunitas ini berada di bawah naungan Yayasan Habibie Afsyah. Tau Habibie kan? Penyandang disabilitas yang sukses meujudkan mimpinya.
[caption id="attachment_225149" align="aligncenter" width="640" caption="Anggota Komunitas IDCC yang hadir di Kompasianival lalu (sumber: wartakota)"]
[/caption]
Nah, pada tanggal 2 Desember nanti, bertempat di Bundaran Hotel Indonesia Jakarta, bertepatan dengan momen Car Free Day, IDCC akan menyelenggarakan acara bertajuk Festival Disabilitas (Fesdis 2012) sebagai momen peringatan Hari Internasional Penyandang Disabilitas sekaligus sebagai perayaan ulang tahun IDCC yang pertama, dengan bertemakan "Rayakan Kekuranganmu; Kita Raih Mimpi Bersama". Melalui acara tersebut, IDCC akan mengajak masyarakat luas untuk menganggap penyandang disabilitas sebagai bagian dari kehidupan kita. Belajar menghargai para penyandang, memberikan dukungan dan semangat kepada mereka untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka serta mau berkolaborasi dan bersinergi dengan para penyandang disabilitas dalam kehidupan sehari-hari.
Acara-acara yang akan diadakan dalam Festival Disabilitas 2012 adalah sebagai berikut.
1. Flash-mob Inklusif
Acara tersebut dimulai dengan flash-mob inklusif, yaitu gerakan tarian massal yang dilakukan dengan berkolaborasi antara penyandang dan non-penyandang disabilitas. Tarian ini akan bergerak dari Blora menuju Bundaran HI.
2. Teatrikal "Rayakan Kekuranganmu, Kita Raih Mimpi Bersama"
Setelah massa sudah banyak berkumpul di Bundaran HI, aka nada teatrikal singkat yang juga dimainkan secara kolaboratif antara penyandang dan non-penyandang.
3. Peluncuran Program "Wear-to-be-Aware"