Akumenginjaknya sejak dari buaian bunda
Saat aku belum bisa mengeja kata
Hanya tangisan dari mulut kecil yang aku punya
Dua puluh tahun bukan waktu yang singkat
Berjuta asa dan mimpi kau rajut dari pelabuhan ini
Dua puluh tahun kau mengenalnya
Namun kau kadang melupakanya
Dulu kau merasa jenuh dengannya
Kau ingin meninggalkannya menuju tujuan impianmu
Meninggalkan pelabuhanmu
Berlari menghapus luka lama yang pernah kau alami waktu itu
Sebuah harga mati
Sesakit-sakit perasaan yang pernah kau alami
Sekencang-kencang kau berlari meninggalkannya
Sekuat-kuat kau ingin menjauh darinya
Kau akan kembali juga
Menuju pelabuhan terbaik di dunia
Pengalaman di tanah rantau menyadarkan aku padanya
Dialah rumah, pelabuhan terbaik di dunia
Saat kau merasa sendiri dan sepi
Kau kan teringat padanya
Sadarkah kau bahwa disanalah kan kau temukan kedamaian
Tanpa kau minta pun ia kan memberi
Disanalah kau temukan mutiara paling berharga
Sejuta maaf ku sampaikan pada pelabuhan terbaikku
Kau sadarkan aku untuk selalu menghargai dan mensyukuri apa yang sudah ada
Tanpa meminta lebih apa yang seharusnya tidak kumiliki
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H