Lihat ke Halaman Asli

Sita Windana

Mahasiswa

Pengaruh Budaya Organisasi dan Stress Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT Kereta Api Indonesia Persero

Diperbarui: 10 November 2023   07:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 3.2 Logo PT. Kereta Api Indonesia (Persero) [3]

BAB I

1.1 LATAR BELAKANG

       Lingkungan bisnis dewasa ini yang tumbuh dan berkembang dengan sangat dinamis, terdapat adanya perubahan yang mudah terjadi yang menghendaki untuk penyesuaian diri dan dapat mengakomodasi setiap perubahan dengan tepat, cepat, dan terarah. Dalam era globalisasi, bidang sarana dan prasarana akan dihadapkan kepada tuntutan untuk meningkatkan keandalan dan efisiensi guna memperkuat daya saing. Dalam dunia yang makin menyatu, jaringan fisik dan pelayanan sarana dan prasarana nasional merupakan subsistem jaringan global. Pembangunan jaringan transportasi, komunikasi, dan berbagai sektor sarana dan prasarana ekonomi lainnya harus memperhatikan kompatibilitas antara jaringan nasional dengan jaringan global dalam suatu rangkaian kesinambungan pergerakan ekonomi yang andal dan efisien. Produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor sarana dan prasarana harus memiliki kompatibilitas dan komplementaritas tinggi dengan tuntutan pasar global [1].

      Kemajuan pelaksanaan pembangunan suatu negara sangat dipengaruhi oleh kondisi infrastruktur penunjangnya, terutama infrastruktur transportasi, yang mencakup jalan raya, sungai, laut, udara dan jalan KA. Pada awalnya, peran transportasi lebih pada pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat untuk mengakomodasi aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat. Lebih lanjut, sistem transportasi berperan sebagai fasilitas bagi sistem produksi dan investasi yang memberikan dampak positif bagi kondisi ekonomi. Lebih jauh dari sisi makro ekonomi, transportasi memegang peranan strategis dalam meningkatkan PDB nasional, karena sifatnya sebagai derived demand, yang artinya apabila penyediaan transportasi meningkat akan memicu kenaikan angka PDB [1].

Sumber daya manusia merupakan kunci bagi kelangsungan suatu organsasi karena hal itu  merupakan  aset  organisasi  yang  cukup  sulit  untuk  ditiru  oleh  organisasi  lain.Hal  ini dimaksudkan supaya sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan bisa menyampaikan kontribusi  yang  optimal  dalam  upaya  pencapaian  tujuan  organisasi.  Dengan istilah lain keberhasilan sebuah perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasinya, tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia yang  dimiliki  oleh  perusahaan.  Dalam pengelolaan dari daya manusia berhubungan erat dengan perilaku karyawan terhadap pekerjaannya, situasi kerja serta kolaborasi dengan pemimpin dan karyawan [2].

      Kinerja adalah hasil kerja dan perilaku kerja yang telah dicapai dalam menyelesaikan tugas-tugas dan tanggung jawab yang diberikan dalam suatu periode tertentu (Kasmir 2016). Kinerja karyawan adalah hasil kerja seseorang secara kualitas yang sesuai dengan standar yang telah  ditentukan  berdasarkan  tanggung  jawab  yang  diberikan.Karyawan  yang  memiliki peranan  yang  sangat  penting  pada  kesuksesan  dan  perkembangan  perusahaan, dalam  hal ini perusahaan  harus  bisa  memantau  kinerja  setiap  karyawannya  apakah  mereka  sudah  mampu menjalankan  tugas  dan  kewajibannya  dengan  baik  sesuai  dengan  harapan  atau  tidaknya. Kinerja karyawan  adalah  hasil  pekerjaan  yang  dicapai  oleh  seseorang berdasarkan  persyaratan-persyaratan  pekerjaan.Faktor-faktor  yang  mempengaruhi  kinerja seperti : motivasi, kepuasan kerja, tingkat stress, kondisi pekerjaan, sistem kompensasi [2].

      Budaya organisasi merupakan konsep baru yang terus berkembang dalam ilmu manajemen. Hal ini berawal dari beberapa perusahaan BUMN besar yang mendatangkan para ahli atau konsultan untuk membedah budaya dalam suatu perusahaan. Suatu organisasi yang berhasil menciptakan budaya yang baik akan memperoleh kondisi eksternal yang baik sehingga budaya dapat diciptakan sesuai strategi dan lingkungannya. Budaya organisasi menjadi salah satu acuan pada karyawan untuk bekerja secara total dan memberikan pelayanan yang optimal. Dalam kenyataanya, menerapkan budaya organisasi tersebut bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Apabila budaya yang diterapkan diperusahaan terlalu mengikat kebebasan karyawan, maka akan timbul ketidak puasan kerja yang berujung pada stres kerja karyawan [1].

      Kurang optimalnya infrastruktur dalam meningkatkan daya saing perekonomian nasional dan memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama transportasi kereta api disebabkan oleh permasalahan ketersediaan dan pemeliharaan. Hal ini disebabkan oleh kelembagaan, sumberdaya manusia, dan terbatasnya kemampuan pembiayaan pemerintah. Pada saat ini banyak lembaga yang terkait dengan pengelolaan infrastruktur sehingga menyulitkan koordinasi, sedangkan kualitas sumber daya manusia masih rendah. PT. Kereta Api Indonesia merupakan suatu Badan Usaha Milik Negarayang melayani jasa angkutan kereta api. Layanan PT. Kereta Api Indonesesia meliputi angkutan penumpang dan barang. Sebagai mana telah diatur dalam undang-undang No.23 tahun 2007 tentang perkeretaapian, dimana status PT. Kereta Api Indonesia saat ini adalah sebagai badan usaha penyelenggara sarana perkeretaapian umum [1].

1.2 PERUMUSAN MASALAH

       1. Bagaimana Budaya Organisasi di PT. Kereta Api Indonesia (Persero)?

       2. Bagaimana Stres Kerja di PT. Kereta Api Indonesia (Persero)?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline