Lihat ke Halaman Asli

Penulisan Editorial atau Tajuk Rencana

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Keahlian menulis editorial menuntut pemakaian aturan dan latihan bila kita akan menentukan tujuan dan kemudian menyusun dan menghimpun kembali fakta dan gagasan. Setiap tulisan dimulai dari sebuah gagasan atau fragmen tentang suatu ide. Meskipun mengembangkan suatu ide pada dasarnya adalah sebuah proses yang kreatif, sumber ide biasanya mudah diperoleh, misalnya dari perubahan yang tampak, sebuah gambar, atau orang. Kita semua memiliki banyak gagasan dan untuk membedakan antara penulis yang efektif adalah apa yang mereka kerjakan dengan gagasan-gagasan mereka. Seseorang akan memiliki keahlian maupun kerja seniman bila ia menguji suatu ide dengan menetukan apakah semuanya bisa dilakukan dengan ide tersebut. Jumlah persentase gagasan yang tidak bermanfaat cukup besar. Cara para penulis mengkaji gagasan mereka bergantung kepada kesukaan dan kemampuan. Para penulis akan menentukan gagasan apa yang berguna dengan cara menentukan sejauh mana manfaat pencapaian tujuan suatu karya tulis bagi pembaca. Menulis merupakan gabungan antara keahlian dan kreativitas pengarang sehingga pengukuran proporsi masing-masing tidak mungkin terlaksana. Tidak seperti pada fase awal (penentuan gagasan, perencanaan, dan pembuatan draft), fase akhir penulisan menuntut keahlian dan kreativitas kecuali bila seorang penulis masih harus melakukan perbaikan total. Menulis adalah kombinasi keahlian dan kerja seniman sehingga tidak satupun  bakat seni dapat mengganti kemahiran yang bermutu rendah. Para penulis editorial bukan bekerja untuk dirinya sendiri, melainkan untuk sebuah surat kabar, majalah, atau studio radio. Penulis editorial akan diberi instruksi-instruksi sebelum mereka menulis. Mereka tidak membuat karya mereka sendiri. Penulis yang tidak dinilai mungkin membuat editorial secara hati-hati, seluruh kreativitas akan sirna akibat kemungkinan-kemungkinan keberatan yang bisa muncul dari atas.

Para penulis yang terampil mengandalkan pada garis besar informal untuk mengarahkan mereka dalam membuat rancangan. Garis besar formal dapat menolong untuk menguasai susunan, pengaturan, dan hubungan fakta dengan gagasan, tetapi banyak yang berpendapat bahwa garis besar formal sangat kaku dan sulit untuk dipraktikkan. Penulisan editorial memerlukan penyusunan. Bila tidak menyukai membuat garis besar, persiapkan catatan dan gagasan untuk mengatur tulisan. Bahan tulisan dapat disusun dengan cara yang agak sama seperti tulisan sebelumnya. Langkah pertama membuat garis besar untuk tulisan pendek adalah menulis pada bagian atas kertas dengan beberapa kata dari topik yang akan ditulis yang berfungsi sebagai judul tulisan. Kemudian, buatlah tabel-tabel untuk bagian-bagian utama penulisan pada satu tempat. Bila ada kekacauan susunan, dapat memilih susunan pembagian dan mencatat materi pada setiap bagian dalam bentuk yang menyerupai garis besar secara lengkap. Waktu dan intensitas kekacauan tersebut berbeda-beda sesuai dengan panjang serta kompleksitas tulisan. Untuk itu perlu membuat catatan untuk menyusunnya. Walaupun penulisan prinsip-prinsip penulisan efektif telah dikuasai, baru penulis profesionallah yang merasa mampu menulis dengan efektif. Bila selesai membuat konsep pertama, maka harus siap mengoreksi tulisan. Kita dapat memperbaiki sedikit editorial dengan membacanya secara teliti setelah menuliskannya. Memperbaiki dengan cara pusatkan perhatian bagaimana baiknya tulisan itu memenuhi tujuan anda dan kebutuhan para pembaca, bacalah tulisan tersebut dengan nyaring. Kemudian ajukan pertanyaan seperti apakah seluruh paragraf mulai awal sampai akhir merupakan rangkaian yang tidak terputus? Apakah kalimat dalam sebuah paragraf termasuk bagian lain pada halaman lainnya? Apakah kalimat dalam sebuah paragraf termasuk dalam paragraf lain? Perhatikan pola subjek-kata kerja jika membosankan maka perlu diganti, perhatikan panjang kalimatnya karena kalimat yang panjangnya hampir sama akan mebosankan pembacanya, baca kalimat-kalimatnya jika ada yang mebuat tersandung saat dibaca maka harus dirubah supaya tidak menyulitkan pembacanya. Gunakanlah pula kata-kata yang umum supaya pembaca tidak bingung oleh pengertian kalimat yang kita tulis dan yang terakhir periksa pula kesalahan-kesalahan dalam struktur kalimat, tanda baca, kapitalisasi, dan ejaan.

Ada begitu banyak penguasaan teknik penulisan editorial sehingga terlihat berlebihan bila memasukkan kaidah penulisan seperti ejaan dan tanda baca. Namun demikian, kaidah-kaidah sangat penting dalam penulisan. Banyak penulis muda mengabaikan berbagai kesalahan seperti “salah cetak”. Bila pembaca harus berhenti dan bersusah payah memahami maksud penulis atau berhenti untuk mengenal sebuah kesalahan, kecepatan membacanya terhambat. Dengan demikian, mereka akan lupa terhadap gagasan-gagasan yang telah ditulis. Membandingkan sebuah karya tulis seorang penulis editorial profesional, topik yang sama dengan topik yang kita kerjakan sangat membantu. Perbandingan itu harus menunjukkan berapa jauh kita bergantung pada gagasan penulis dan pada kemampuan kita dalam mengungkapkan gagasan-gagasan. Dalam penulisan editorial, mula-mula harus menentukan tujuannya. Ada empat tujuan, yaitu menjelaskan berita, menjelaskan latar belakang, meramalkan, dan menyampaikan pertimbangan moral. Tujuan editorial dibagi dalam tiga kategori, yaitu menjelaskan informasi, meyakinkan pembaca, dan menilai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline