Lihat ke Halaman Asli

Sisxa Regiana Q. K

Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Jember

Policy Mix: Solusi Jangka Panjang Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Berkelanjutan

Diperbarui: 22 November 2024   09:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 epaper.mediaindonesia.com

Policy mix adalah pendekatan strategis yang menggabungkan kebijakan moneter (yang dikelola oleh bank sentral) dan kebijakan fiskal (yang dikelola oleh pemerintah) untuk mencapai tujuan ekonomi makro seperti stabilitas inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan keseimbangan nilai tukar. Kombinasi ini menjadi penting karena kedua kebijakan memiliki fungsi yang saling melengkapi.

Kebijakan moneter menjaga kestabilan harga, nilai tukar, dan likuiditas di pasar, sedangkan kebijakan fiskal berfokus pada alokasi sumber daya melalui belanja pemerintah, subsidi, dan pengelolaan utang. Tanpa koordinasi, kedua kebijakan ini bisa berjalan saling bertentangan, misalnya, kebijakan fiskal ekspansif yang memicu inflasi tinggi bertabrakan dengan kebijakan moneter ketat untuk menurunkan inflasi.

Sinergi antara Bank Indonesia (BI) dan pemerintah menjadi kunci untuk memastikan efektivitas policy mix. Misalnya dalam kondisi inflasi tinggi, BI dapat menaikkan suku bunga untuk menekan tekanan harga, sementara pemerintah menyesuaikan belanja untuk mengurangi defisit anggaran tanpa menghambat pertumbuhan ekonomi.

Pemerintah dapat memfokuskan belanja pada infrastruktur atau pengembangan sumber daya manusia, sementara BI menjaga likuiditas untuk mendukung investasi swasta. Ketika perekonomian melambat, kebijakan fiskal ekspansif dapat menstimulasi permintaan agregat, sedangkan kebijakan moneter mendukung dengan menjaga suku bunga tetap rendah.

Dalam lingkungan ekonomi global yang penuh ketidakpastian, seperti fluktuasi harga komoditas, perubahan kebijakan suku bunga global, dan risiko geopolitik, policy mix menjadi lebih relevan untuk menjaga stabilitas dan ketahanan ekonomi Indonesia. Dengan volatilitas nilai tukar, kebijakan moneter harus menjaga stabilitas rupiah, sementara kebijakan fiskal perlu mengurangi risiko fiskal dengan meningkatkan penerimaan domestik.

Saat terjadi kenaikan suku bunga global seperti oleh The Fed, kombinasi kebijakan fiskal yang menjaga defisit rendah dan kebijakan moneter yang fleksibel dapat mengurangi dampak capital outflow. Dalam jangka panjang, policy mix dapat mendorong diversifikasi ekonomi, mengurangi ketergantungan pada ekspor komoditas mentah, dan memperkuat sektor manufaktur dan jasa.

Policy mix membantu mengurangi ketergantungan Indonesia pada sektor tertentu, seperti ekspor komoditas mentah, dengan menciptakan kebijakan moneter dan fiskal yang mendukung diversifikasi. Misalnya, kebijakan suku bunga yang stabil memberikan insentif bagi investasi di sektor-sektor baru, sementara alokasi fiskal yang strategis dapat digunakan untuk mendorong pertumbuhan sektor manufaktur, jasa, dan pariwisata.

Policy mix dapat diarahkan untuk mendorong investasi di sektor teknologi dan inovasi. Subsidi fiskal untuk penelitian dan pengembangan (R&D), serta insentif bagi perusahaan berbasis teknologi, dapat menjadi motor transformasi ekonomi. Di sisi lain, kebijakan moneter yang stabil memberikan jaminan iklim usaha yang kondusif bagi startup dan perusahaan teknologi untuk berkembang.

Stabilitas ekonomi memberikan landasan kuat bagi daya saing produk domestik di pasar internasional. Inflasi yang terkendali menjaga harga produk tetap kompetitif, sementara nilai tukar yang stabil mengurangi ketidakpastian biaya ekspor dan impor. Stabilitas ini juga meningkatkan kepercayaan mitra dagang dan investor, sehingga produk Indonesia lebih mudah diterima di pasar global.

Dukungan fiskal yang terarah, seperti subsidi, insentif pajak, atau investasi langsung, sangat penting untuk mengembangkan sektor strategis seperti teknologi, manufaktur, dan energi terbarukan. Misalnya, pengembangan teknologi hijau dan manufaktur berbasis inovasi dapat meningkatkan daya saing Indonesia di sektor global yang bernilai tambah tinggi, sekaligus mengurangi ketergantungan pada ekspor komoditas mentah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline