Lihat ke Halaman Asli

Nafas-nafas Cemara

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrasi/Google

[caption id="" align="aligncenter" width="580" caption="Illustrasi/Google"][/caption]

Nafas-nafas cemara

Pernah kau hampir dibunuh

Beribu kecewa pun amarah

Tenggelam… ditimbun ingin

***

Maunya tak mati

Tak harus tapi tetap mati

Dikau datang dari tanah lapang…

Dikereta Parahyangan senja kau buang…

***

Airmata berulah

Menguburmata berkaca

Merongrong tanpa perasaan

Ini tentang sedih mengertilah

***

Kotor ditembok hatimu lusuh

Masihkah kau sebut suci

Katakan alasan beribu

Berputar buntu kucaruk…

***

Terus musuhilah aku

Marahi aku… tusuk dengan serapahmu

Hingga akhir jaman sialan

Biar anak-anak kita cicipi getirnya pemusuhan dan perang

Agar kelak anak-anak kita tahu

Bahwa kemenangan adalah ratu air mata

Dan, kekalahan adalah raja darah

***

Nafas-nafas cemara

Nistakah Si Pemburu damai…?

****************************************************************

DESA RANGKAT  menawarkan kesederhanaan cinta untuk anda,  datang, bergabung  dan berinteraksilah bersama kami (Klik logo kami)

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="DESA RANGKAT : Desa Para Pemburu kedamaian"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline