[caption id="" align="aligncenter" width="580" caption="Illustrasi/Google"][/caption]
Nafas-nafas cemara
Pernah kau hampir dibunuh
Beribu kecewa pun amarah
Tenggelam… ditimbun ingin
***
Maunya tak mati
Tak harus tapi tetap mati
Dikau datang dari tanah lapang…
Dikereta Parahyangan senja kau buang…
***
Airmata berulah
Menguburmata berkaca
Merongrong tanpa perasaan
Ini tentang sedih mengertilah
***
Kotor ditembok hatimu lusuh
Masihkah kau sebut suci
Katakan alasan beribu
Berputar buntu kucaruk…
***
Terus musuhilah aku
Marahi aku… tusuk dengan serapahmu
Hingga akhir jaman sialan
Biar anak-anak kita cicipi getirnya pemusuhan dan perang
Agar kelak anak-anak kita tahu
Bahwa kemenangan adalah ratu air mata
Dan, kekalahan adalah raja darah
***
Nafas-nafas cemara
Nistakah Si Pemburu damai…?
****************************************************************
DESA RANGKAT menawarkan kesederhanaan cinta untuk anda, datang, bergabung dan berinteraksilah bersama kami (Klik logo kami)
[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="DESA RANGKAT : Desa Para Pemburu kedamaian"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H