[caption id="attachment_158743" align="alignnone" width="655" caption="NABITEPI, nafas bidik tekan picu"][/caption] Setelah lama sekali tidak ketemu, akhirnya hari minggu yang lalu saya berjumpa lagi dengan 'istri' pertama. Ya 'istri' ini adalah istilah yang dipakai untuk senjata laras panjang yang harus kita bawa selalu dan dijaga serta di rawat ketika kita mengikuti pendidikan dasar kemiliteran. Saat itu saya membawa senjata garand yang beratnya sekitar 4,5 kg dan harus selalu dibawa dengan posisi depan senjata, artinya di pegang di depan dada dan tidak boleh di panggul atau disandang di bahu, sehingga lama kelamaan tangan kita menjadi keras dan kuat karena sang 'istri' ini selalu kita 'pangku' di tangan kita. Karena senjata yang kita pakai adalah senjata organik dengan peluru tajam, oleh pelatih selalu ditekankan berulang ulang agar kita selalu mengikuti SOP dan tidak boleh main2 dengan senjata karena resikonya adalah nyawa. Pernah saat pendidikan dasar itu ada teman yang iseng mengarahkan laras senapan ke teman lain, yang walaupun saat itu senjata dalam keadaan kosong tanpa peluru, dan maksudnya hanya bercanda, tapi ketahuan oleh pelatih dan senior, akibatnya teman itu harus menerima resiko hukuman yang cukup berat, selain hukuman standard push up, skot jump dan lari keliling lapangan bola, pipinya pun harus merasakan 'belaian sayang' satu kompi. Ya itulah pendidikan kemiliteran , keras dan disiplin. Tapi 'istri' yang saya jumpai hari minggu kemaren bukan garand ini, karena senjata garand sekarang sudah tidak dipakai karena sudah 'out of date', yang saya pakai latihan tembak hari minggu kemaren adalah senjata organik yang dipakai saat ini yaitu M16, AK dan SP & SS.
Menembak refresing ini diadakan dalam rangka reuni para alumni dan senior Batalyon II Menwa Unpad. Dan sudah menjadi semacam tradisi di Batalyon II setiap ada reuni atau pertemuan biasanya salah satu acaranya adalah yang berbau militer, dan kali ini pertemuan ini di isi dengan acara menembak rekreasi. Walaupun judulnya 'menembak rekreasi' tapi ternyata soal hasil, rata rata kemampuan menembaknya masih bagus, hal ini bisa dilihat dari skip sasaran tembak, dimana peluru yang ditembakan sebagian besar masuk sasaran dengan nilai yang bagus. Sebelum menembak, sesuai SOP keadaan senjata harus save atau aman, caranya yaitu dengan melepas magazen, kemudian kokang, lalu arahkan laras ke atas dan tekan picu, lalu akan terdengar bunyi klik, yang artinya senjata kosong dari peluru dan aman. Kemudian ikuti arahan instruktur, pertama isi magazen, kemudian pasang magazen, lepas kunci, NABITEPI (NAfas BIdik TEkan PIcu) dan dooooorrrr. Saat seperti ini lah akan terasa sensasi dan nikmatnya hentakan senjata di bahu kita , apalagi jika ternyata tembakan yang kita lepaskan tepat sasaran, rasanya adrenalin yang meninggi langsung terpuaskan oleh bunyi ledakan dan momen ketika selongsong peluru keluar dari senjata dan anak peluru melesat menuju sasaran. Akan terasa bedanya sensasi senjata dengan peluru tajam ini jika kita bandingkan dengan main senjata paint ball, karena peluru yang kita pakai adalah peluru tajam, peluru sungguhan bukan peluru cat, terutama saat senjata menyalak dengan keras dan tercium bau mesiu dari senjata itu. Sungguh sebuah pengalaman yang sangat mengesankan.Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H