Kemarin sepulangnya dari mudik dari kampung halaman istri saya di Tasik, setelah sebelumnya mampir di tempat saudara yang menikahkan putranya di kota Garut dan sempet mampir di Bandung, dan pulang dalam keadaan macet, sehingga tadinya saya perkirakan bisa sampai di rumah jam 9 malem, ternyata saya baru sampai jam setengah satu malam. Sesampainya di rumah dengan kondisi yang lumayan lelah saya langsung tidur, walaupun sebenarnya saya hanya mengendarai mobil dari Bandung sampai ke Tangerang saja, karena dari Tasik - Garut - Bandung mobil saya di 'supir -i' oleh si sulung, tapi karena si sulung masih ingin tinggal di Bandung di rumah bude nya, akhirnya saya yang jadi supir dari Bandung sampai ke Tangerang. Di jalan tol Cipularang, sejak km 80 jalan sudah tersendat dan hanya bisa jalan dengan kecepatan 60 km/ jam saja, bahkan sering lebih lambat, walaupun tidak sampai stag harus berhenti. Sebelumnya tadi siang saya sudah mendengar berita tentang meninggalnya istri saiful jamil di km 97,5, tadinya saya pikir karena adanya kecelakaan itu yang membuat jalan tersendat, tapi kejadian kecelakaan saiful jamil sabtu pagi sedangkan saya lewat sabtu malem. (gak nyambung ya :) ). Ternyata penyebab kemacetan ini adalah karena banyaknya mobil yang mau masuk ke rest area di km 62 , karena selepas km 62 ini mobil bisa berjalan dengan lancar walaupun tetap padat. Selepas km 62 ini saya mulai merasa ngantuk sehingga rasanya sudah tidak fokus lagi mengendarai, sehingga saya kemudian mengambil jalur paling kiri dengan kecepatan dikurangi karena rasanya kantuk sudah membuat mata sepet. Akhirnya di km 72 saya masuk ke rest area dan setelah mencari tempat untuk parkir, karena di rest area km 72 ini pun mobil padat walaupun tidak sepadat di rest area km 62. Setelah mendapat tempat parkir, langsung saya rebahkan kursi dan ...... leep... saya pun tertidur dengan sukses dan baru bangun setengah jam kemudian, dan ketika saya lihat jam ternyata sudah lewat tengah malam, sementara anak dan istri masih tertidur dengan lelap. Setelah merasa segar, saya lanjutkan kembali perjalanan pulang ke rumah. Esok nya, seperti biasa saya bangun jam 4, karena saya jam berapapun saya tidur, jam 4 subuh pasti bangun, jam tubuh saya memang begitu. Dan karena 'asisten' rumah belum ada, saya pun 'kerja bakti' bersama istri berbagi tugas. Hingga tidak terasa hari beranjak siang, tiba tiba setelah sholat dzuhur, koq kepala pusing dan dunia serasa berputar, saya langsung merasa penyakit lama saya kambuh lagi. Ya mbak TIA ( lihat http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/06/24/hati-hati-dengan-tia/ ) rupanya menghampiri saya, karena setelah itu setengah badan saya pun langsung kesemutan. Saya langsung minta istri saya membawa ke RS Mayapada yang kebetulan dekat rumah, dan langsung masuk ke IGD, saya pun langsung berbaring dan rasa kesemutan itu pun kian terasa. Setelah ditangani dokter jaga di IGD dan atas saran dokter yang biasa menangani saya yang saat itu kebetulan sedang berada di Jakarta karena mungkin sedang ber week end, saya pun menjalani CT Scan, kemudian foto jantung. Dokter pun menyuruh saya menjalani rawat inap. Dan saya pun masuk rumah sakit (lagi).
Bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H