Lihat ke Halaman Asli

Cepat Sembuh Ibu Ani

Diperbarui: 1 Maret 2019   12:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: dialeksis.com

Apa kabar Ibu Ani? Izinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya Siska Rahayu Ningsih, saya anak pertama dari empat bersaudara. Sedih rasanya ketika mendapat kabar Ibu Ani jatuh sakit dan harus dirawat intensif di Singapura.

Ketika pertama kali mendapat broadcast message dari teman-teman yang isinya video Bapak SBY yang mengabarkan kondisi kesehatan Ibu, jujur, saat itu saya menitikkan air mata. Saya langsung mencari kebenaran isi video itu melalui portal berita yang ada. Maklum Bu, negeri kita hari ini sedang panen hoaks.

Saya sedih, karena sebelumnya saya melihat langsung dengan mata kepala, betapa kuatnya Ibu mendampingi Bapak SBY saat beberapa waktu sebelum Ibu jatuh sakit. Saat itu Ibu mendampingi Bapak SBY yang mengunjungi kami, masyarakat Aceh. Saya dapat kabar, kedatangan Ibu dan Bapak melalui perjalanan panjang mulai dari Sumatera Utara hingga ke Aceh.

Saya yang muda saja, melalui perjalanan yang hanya menghabiskan waktu dua jam perjalanan sering merasa pegal. Tidak terbayangkan berapa letihnya Ibu dan Bapak yang tidak kenal lelah mengunjungi kami untuk bisa mendengar keluh kesah kami. 

Sakitnya Ibu membuat saya malu sebagai orang yang masih muda dan acap kali mengeluh dengan keadaan. Sementara, Ibu dan Bapak di dalam usia yang tidak lagi muda masih tetap semangat menempuh jarak dan waktu yang cukup panjang untuk memberi solusi bagi kehidupan kami.

Saya pribadi minta maaf sebesar-besarnya, jika pengorbanan Ibu dan Bapak mengunjungi kami harus membuat Ibu jatuh sakit. Sakitnya Ibu adalah kesedihan kami masyarakat Aceh. Karena bagi kami, Ibu tidak hanya sebatas istri Ketua Umum Partai Demokrat dan ibu dari dua putra yang bersahaja yang kelak akan menjadi pemimpin besar bangsa ini, tapi lebih dari itu. 

Bagi kami anak-anak Aceh, Ibu adalah ibu kami, yang menggendong kami saat kami tidak tahu dimana keberadaan keluarga kami saat dulu bencana Tsunami melanda kami.

Bu, tetaplah kuat. Jangan patah semangat, meskipun selama masa pengobatan Ibu pasti merasa jenuh dan bosan. Tapi yakinlah Bu, kami di Indonesia senantiasa berdoa untuk kesembuhan Ibu.

Bu, tetap semangat. Seperti Ibu dulu memberikan semangat kepada kami anak-anak korban bencana. Yakinlah, Tuhan tidak akan memberikan ujian di luar kemampuan makhluknya untuk menghadapinya.

Bu, cepat sembuh. Sungguh kami merindukan mu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline